Lembaga survei tersebut mencatat bahwa bos Sang Pisang itu memiliki elektabilitas 45 persen untuk maju sebagai walikota Depok.
Bagi aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) dari Papua, Natalius Pigai hasil survei ini menggelitik pikirannya. Baginya hasil survei itu tidak kredibel karena berbanding terbalik dengan fakta di lapangan.
“Survei abal-abal untuk abal-abal, rekayasa abal-abal,†kata Pigai kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (19/4).
Terlepas dari itu, Pigai merasa aneh dengan kemunculan survei ini. Seolah, katanya, Kaesang sedang diproyeksi untuk memimpin wilayah pinggiran ibukota tersebut.
Padahal, Pigai yang bisa memupuk suara besar di Depok tidak serta merta meminta sang anak untuk ikut berkompetisi di Depok.
“Anak saya lahir di Hermina Depok dan kuliah di Amerika dan Jepang saja, saya akan larang ambil lahan orang di Depok. Padahal gampang 20 persen Nasrani kok dan saya pembela Islam,†ujarnya.
“Kami damai. Intoleran dilarang masuk kota toleran Depok,“ demikian Natalius Pigai.
BERITA TERKAIT: