Menurut pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, jika tidak menguntungkan, Prabowo tidak akan sibuk melakukan pertemuan-pertemuan dengan sejumlah ketua umum partai.
"Kita tahu, setelah pertemuan di kantor PAN, selanjutnya Prabowo menerima dua ketua umum partai, Perindo dan PBB, setelah itu bertemu kembali dengan Zulhas di Kertanegara," kata Adi, kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (9/4).
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) itu memandang, Prabowo menaruh harapan besar pada koalisi besar yang bisa dikapitalisasi untuk memantapkan dirinya berkontestasi di Pilpres.
"Kedua, kalau melihat rata-rata kecenderungan, dalam konteks koalisi besar ini Prabowo jauh lebih diuntungkan, karena posisinya sebagai sosok yang memiliki elektabilitas di atas rata-rata dibanding ketua umum yang lain," lanjut Adi.
Selain itu, saat ini Gerindra memiliki perolehan suara Pileg nomor dua. Sehingga, ketika ada wacana pembentukan poros besar, Prabowo kelihatan paling aktif.
"Prabowo aktif mengonsolidasi ulang soal kemungkinan terbentuknya koalisi besar hari ini," demikian Adi Prayitno.
BERITA TERKAIT: