Sejak awal, sudah diingatkan agar beli kereta bekas disetop dan mengutamakan produk BUMN yakni PT INKA (Industri Kereta Api).
Anggota Komisi VI DPR Andre Roside mengungkapkan, sejak awal Januari 2021 lalu sudah mendapatkan presentasi oleh Dirut INKA kala itu bahwa pabrik INKA di Banyuwangi itu mampu memproduksi.
“Nah katanya kosong, kenapa kosong? Karena memang belum dapat order Pak! Kalau sudah dapat order dari KCI yang ditunggu-tunggu baru mereka beli alat produksi,†kata Andre saat rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI dengan PT Kereta Api Indonesia (persero), PT Kereta Commuter Indonesia, PT INKA, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/3).
Terlebih, kata Politikus Partai Gerindra itu, PT INKA hanya membutuhkan waktu untuk memproduksi selama 18 bulan selesai. Mulai dari membeli alat, mesin hingga suku cadang kereta.
“Tapi, enggak mungkin INKA beli mesin suku cadang kalau order dari KCI enggak (ada). Nah, kalau sudah datang order datang KCI mesin dan semuanya itu bisa selesai,†sesalnya.
Atas dasar itu menurut Andre, jika pihak INKA dengan jajaran dan direksi baru memprediksi pada tahun 2025 baru bisa berproduksi, masih ada waktu untuk perencanaan tahun 2023 ini. Itu lantaran produksi selesai hanya butuh waktu 18 bulan.
“Jadi, kalau bapak pesan Januari 2021 dulu itu pertengahan Juli 2022 kebutuhan di 2023 KCI itu sudah selesai. Masyarakat terzolimi gara-gara KCI tidak bikin perencanaan. Sekarang waktu masih ada untuk 2024, waktu masih ada kenapa harus impor?†pungkasnya.
BERITA TERKAIT: