Hal tersebut disampaikan Anggota Bawaslu RI, Totok Hariyono dalam acara Focus Group Discussion (FGD) tentang “Pencegahan Politisasi SARA Bersama Organisasi Lintas Imanâ€, di Hotel Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (25/3).
“Dua-duanya (politisasi identitas dan SARA) ini tentu akan melahirkan perbedaan yang tajam. Politik identitas dan politik SARA kami harapkan tidak digunakan dalam proses pemilu ini, karena itu dapat memicu (gejolak), sama dengan meyiram minyak,†ujar Totok.
Ia mengatakan, pengaruh politisasi identitas ataupun SARA sangat signifikan bagi masyarakat. Parpol maupun bakal calon diimbau bisa berlaku bijaksana dalam menyosialisasikan dirinya kepada khalayak umum.
“Tapi jangan perbedaan-perbedaan ini dieksploitasi, digunakan untuk meraih kekuasaan,†katanya.
Acara yang digelar Bawaslu hari ini menghadirkan sejumlah narasumber dari pimpinan Bawaslu RI dan organisasi-organisasi massa antara lain PHDI, KWI, PGI, Walubi, Matakin, PBNU, PP Muhammadiyah, dan MUI.
“Kami kumpulkan (ormas-ormas) ngomong untuk mencegah politisasi SARA dan identitas agar tidak digunakan meraup kekuasaan,†demikian Totok menambahkan.
BERITA TERKAIT: