Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga berpendapat, ada dua kemungkinan yang terjadi ketika koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang digawangi oleh PKB dan Gerindra diperkuat PDIP.
Pertama, PKB akan tetap di KKIR meski tak dapat jatah cawapres, lantaran diperkirakan Puan akan menjadi pendamping Prabowo. Kedua, PKB memilih hengkang dari KKIR untuk mencari koalisi baru.
“Kalaupun Cak Imin menolaknya (Prabowo-Puan), tetap saja koalisi PDIP-Gerindra lebih dari cukup untuk mengusung capres-cawapres,†kata Jamiluddin kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (20/2).
Menurutnya, jika PDIP dan Gerindra bergabung, maka peluang meraih kemenangan pada pertarungan Pilpres 2024 sangat besar. Pasalnya, kedua partai ini menduduki peringkat teratas dalam dunia politik tanah air saat ini.
“Koalisi ini akan potensial untuk menang karena didukung mesin politik yang militan. Peluang itu semakin besar, karena duet Prabowo-Puan atau sebaliknya berpeluang besar didukung Jokowi,†tutupnya.
BERITA TERKAIT: