“Dirut BAS harus orang Aceh. Itu harga mati alias tidak ada negosiasi," tegas Koordinator dan anggota Forum Bersama (Forbes) DPR RI dan DPD RI asal Aceh, Muhammad Nasir Djamil, saat rapat koordinasi dan konsultasi Forbes dengan Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki di Jakarta, Senin (13/2).
Nasir berpendapat, lebih baik Dirut BAS orang Aceh meskipun kompetensinya belum sempurna. Dirut yang terpilih nantinya bisa belajar sambil bekerja dalam perjalanannya sebagai pimpinan institusi.
"Jika bukan orang Aceh, Forbes akan menolak dan menyampaikannya ke OJK Pusat," ujar Nasir, diwartakan
Kantor Berita RMOLAceh, Selasa (14/2).
Selain itu, Forbes Aceh di DPR RI dan DPD juga sangat menyayangkan lambatnya penetapan Dirut BAS yang definitif. Menurut Nasir, kehadiran Dirut yang definitif akan mampu menggerakkan BAS dalam menunjang pembiayaan di sektor riil, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dan pembiayaan lainnya, yang diharapkan bisa mengangkat ekonomi rakyat kelas bawah.
"Kita berharap dengan Dirut BAS yang baru mampu menjadikan bank milik rakyat Aceh ini menjadi celengan rakyat Aceh, bukan celengan Gubernur Aceh," jelasnya.
Kehadiran BAS, lanjut Nasir, juga akan mendorong dan membantu meningkatkan ekonomi Aceh, sehingga bisa bersaing dengan daerah lainnya. Untuk itu, ia meminta pemilihan dan penetapan Dirut BAS tidak terlalu lama.
"Intinya, Forbes minta OJK Pusat seperti pantun yang bunyinya 'ikan sepat, ikan gabus, makin cepat, makin bagus'," tutur Nasir.
Dalam rapat koordinasi dan konsultasi Forbes, selain Pj Gubernur Ahmad Marzuki, hadir juga Sekda Bustami Hamzah, Kepala Bappeda Aceh Teuku Dadek. Sedangkan dari Forbes hadir Illiza Sa’aduddin, Muslim, Fadhlullah, Nazaruddin Dek Gam, Irmawan, TA Khalid, dan Fachrul Razi.
BERITA TERKAIT: