Analisis tersebut disampaikan Direktur Survei dan Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara, lantaran ada pernyataan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, yang juga menyindir parpol yang mendompleng kadernya untuk dicalonkan pada Pilpres 2024 mendatang.
"Kaderisasi parpol dianggap berjalan baik jika azas kepatuhan dari para kader menjadi pilar dan punya kontribusi riel bagi partai yang bersangkutan. Ini mungkin sebab kenapa nama Ganjar tidak disebut namanya oleh Megawati di acara HUT ke-50 PDIP," ujar Igor kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (14/1).
Igor menjelaskan, teguran Megawati yang akhirnya direspon oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie yang meminta maaf kepada Ketum parpol berlambang banteng moncong putih ini, pada dasarnya telah melanggar konstitusi PDIP.
"Dibanding comot kader dari partai lain seperti yang dilakukan PSI, PAN, PPP, bahkan Nasdem. Jadi wajar jika Grace Natalie (PSI) meminta maaf kepada Megawati," katanya.
"Ganjar gemar pencitraan di medsos, tapi tidak equivalen dengan kinerjanya sebagai gubernur Jateng. Kasus Wadas, Banjir Rob, dan angka kemiskinan di Jateng adalah contohnya," demikian Igor menambahkan.
BERITA TERKAIT: