Hanya saja, kabar tersebut tidak terlalu meyakinkan bagi Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin. Dia menilai pertemuan itu belum akan memunculkan satu nama.
"Saya melihat tetap dimunculkan, meski di Makassar bertemu. Prosesnya masih akan panjang. Masih akan ditimang-timang, masih akan memperhatikan situasi, kondisi psikologis maupun sosiologis,†ujar Ujang kepada wartawan, Rabu (26/10).
Menurutnya, ada beberapa faktor yang masih akan menjadi pertimbangan KIB dalam pengerucutan nama capres yakni soal psikologis dan sosiologis.
KIB masih akan menimbang dan menyelaraskan antara kepentingan politik partai anggota dan kemungkinan untuk bisa memenangi pertarungan Pilpres 2024.
"Psikologis itu artinya suasana kebatinan dari KIB, siapa dari KIB yang layak dicapreskan, yang mempunyai elektabilitas tinggi, supaya bisa menang," katanya.
"Secara sosiologis, tentu harus melihat kebatinan dari rakyat, dukungan rakyat, termasuk dukungan dari konstituen partai-partai yang bergabung di KIB,†imbuhnya.
Menurutnya, selain faktor pembahasan di internal, KIB juga harus mempertimbangkan faktor eksternal seperti hubungan politik dengan Presiden Joko Widodo.
"Apalagi terkait dengan kepentingan pihak eksternal seperti Jokowi, seperti siapa calon yang didukung Jokowi,†demikian Ujang.
BERITA TERKAIT: