KIB yang saat ini berisi Golkar, PAN, dan PPP juga seakan ingin memberi pesan kepada partai politik bahwa berkoalisi akan lebih baik dibanding mengusung capres sendirian.
Dalam hal ini, pesan tersebut lebih cenderung ditunjukkan kepada PDI Perjuangan yang telah memenuhi ambang batas pencalonan presiden 20 persen.
"Munculnya KIB sebagai sebuah pesan politik kepada publik tentang pentingnya koalisi daripada partai yang memenuhi
presidential threshold untuk mencalonkan presidennya sendiri. Sehingga koalisi itu menjadi penting," ujar pakar komunikasi politik Universitas Padjajaran (Unpad), Dadang Rahmat Hidayat saat dihubungi
Kantor Beirta Politik RMOL, Senin (30/5).
Dalam konteks pencalonan presiden, Dadang memandang perlu adanya koalisi, meskipun ada satu partai yang bisa mencalonkan sendiri jagoannya karena sudah memenuhi
presidential threshold"Pun sebenarnya tetap butuh berkoalisi untuk memenuhi targetnya menggolkan capresnya," imbuhnya.
Maka dari itu, Dadang berpendapat penbentukan koalisi memiliki dua aspek penting yang berpotensi memberikan keuntungan strategis bagi parpol-parpol yang ada di dalamnya.
"Koalisi itu menjadi harga mati dalam konteks sekarang. Ini bukan hanya dalam rangka memperkuat
presidential threshold-nya, tetapi juga dalam memperkuat pilihan tertinggi capres di koalisinya itu berhasil," demikian Dadang.
BERITA TERKAIT: