Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dorong 3 Paslon Pilpres 2024, Voxpol Terka Ada Koalisi Alternatif Gabungan Agamis-Nasionalis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Sabtu, 12 Juni 2021, 17:59 WIB
Dorong 3 Paslon Pilpres 2024, Voxpol Terka Ada Koalisi Alternatif Gabungan Agamis-Nasionalis
Bendera-bendera partai politik di Indonesia/Net
rmol news logo Jumlah pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024 mendatang diharapkan lebih dari dua pasangan.

Begitupun pandangan Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago.

Ia mengaku mendorong dan sudah mulai memprediksi jumlah paslon Pilpres 2024. Di mana, jumlahnya mencapai tiga pasangan.

"Kami melihat dan mendorong lebih dari dua pasangan. Ada tiga lah," ujar Pangi saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (12/6).

Lebih rinci, pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini menyebutkan ketiga paslon dan juga koalisi partai yang akan terbentuk.

"Poros pertama tentu PDIP dan Gerindra yang mungkin akan mengusung Prabowo-Puan," paparnya.

Pada poros kedua dan ketiga, Pangi menjabarka bentuk koalisi yang variatif. Dalam arti, partai politik berideologi nasionalis dan agamis bakal mengusung capres yang sama.

"Kemudian poros kedua ada PKS Nasdem, PKS dan Demokrat, selama ini kan muncul nama Anies-AHY. Dan poros ketiga itu ada koalisi alternatif, yang tersisa yaitu Golkar, PPP, PAN. Misalnya mengusung Airlangga dengan siapa begitu lah," tuturnya.

Akan tetapi, lanjut Pangi, koalisi partai dan penentuan paslon bakal terpengaruh dengan ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) sebesar 20 persen suara sah nasional dalam Pemilu Legislatif atau sekurang-kurangnya 25 persen kursi di DPR, sebagaimana diatur di dalam Pasal 222 UU 7/2017 tentang Pemilu.

"Tiga poros tadi itu sangat bergantung pada (presidential threshold) 20 persen. Itu yang membuat ruang gerak politik kita terkunci, tidak leluasa," tuturnya.

"Karena remot kontrolnya tetap dikendalikan penuh oleh segelintir dan oleh ketum partai yang mengantongi tiket pencapresan," demikian Pangi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA