Sebab, perempuan adalah tiangnya negara, karena itu rusaknya tiang akan berdampak besar terhadap bangunan negara.
"Perempuan-perempuan Indonesia harus menjadi tiang yang kuat, dengan begitu baru kemudian kita dapat menjadi negara yang kokoh dan maju," ujar Netty.
Anggota Komisi IX DPR RI fraksi PKS tersebut juga menolak adanya anggapan bahwa perempuan tidak harus berpendidikan tinggi.
Kata dia, perempuan harus punya pendidikan dan cerdas karena perannya sebagai tiang negara.
"Negara harus hadir mendukung dengan kebijakan afirmatif untuk mengakselerasi pendidikan bagi kalangan perempuan. Saya berharap Peringatan Hari Kartini tidak hanya sekadar seremonial saja tapi juga diikuti dengan aksi yang konkret dari pemerintah," tegasnya.
Ketua DPP PKS Bidang Kesejahteraan Sosial ini menuturkan, di pelosok-pelosok negeri masih banyak perempuan yang terpaksa harus berhenti belajar. Entah itu karena keterbatasan ekonomi atau alasan-alasan lain.
"Hal ini harus menjadi perhatian dari pemerintah, apalagi saat ini kita sedang melawan Covid-19 yang banyak mengubah wajah pendidikan kita," tuturnya.
"Bagaimana masa depan pendidikan kita di tengah pandemi? Seperti apa perlindungan terhadap guru dan tenaga pendidik di tengah pandemi, mengingat akan dilakukannya PTM? Jangan sampai PTM dilakukan tapi perlindungan terhadap guru dan tenaga pendidik minim," imbuhnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: