Menurut ahli filsafat Rocky Gerung, kesalahan yang dilakukan Kemendikbud dalam menyusun kamus tersebut terjadi karena terlalu sibuk mengurusi politik terkini Tanah Air, salah satunya soal isu presiden tiga periode.
"Kalau terjadi kekeliruan, ada editor di bidang kebudayaan atau Mendikbud yang tidak awas. Karena terlalu sibuk dengan urusan tiga periode, urusan
current political," kata Rocky Gerung dikutip dari channel YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (20/4).
Padahal, filsuf dari Universitas Indonesia ini menjabarkan bahwa sejarah itu sendiri merupakan hal politik.
"Dalam sejarah, kita belajar tentang etika kekuasaan. Mempelajari sejarah artinya mempelajari etika kekuasaan," tandasnya.
Terpisah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengakui tidak adanya nama Hasyim Asyari dalam susunan kamus sejarah terjadi karena adanya kelalaian, bukan unsur kesengajaan.
"Saya mengakui bahwa ini kesalahan. Tapi ya karena kealpaan, bukan kesengajaan. Itu poin yang mau saya tekankan," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid dalam jumpa persnya secara daring.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: