Demikian analisis Direktur Visi Indonesia Strategis, Abdul Hamid menanggapi ramainya foto Anies Baswedan terpampang di baliho perayaan HUT ke-9 Partai Nasdem.
Menurut Cak Hamid sapaan akrab pengamat politik itu, kelemahaan Nasdem dan sekaligus kemudian menjadi kekuatannya adalah tidak adanya figur yang betul-betul menonjol dan
marketable.
"Jadi Nasdem punya kebebasan menarik tokoh-tokoh potensial di luar parpol tanpa takut dan khawatir terjadi perang bintang di sana," sebut Cak Hamid saat dihubungi
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (14/11).
Karenanya, dalam sepak terjangnya, Nasdem sangat cekatan atau istilah anak muda sekarang
garcep (gerak cepat) mengambil tokoh yang potensial di berbagai wilayah untuk menjadi kader ataupun disokongnya.
Syaratnya satu, tokoh tersebut punya elektoral yang tinggi.
"Nah, Nasdem paham betul, Anies ini salah satu calon presiden yang sangat potensial pada 2024 nanti, dan kebetulan bukan kader parpol manapun. Sedang di sisi lain, Anies butuh kendaraan politik juga, jadi gayung bersambut," tutur Cak Hamid.
Bagi Cak Hamid, paling tidak sementara ini, Nasdem sedang melakukan apa yang disebut
the transfer effect.
Mengkapitalisasi nama Anies untuk kepentingan parpol. Paling tidak orang yang simpati kepada Anies diharapkan akan berlabuh ke Nasdem. Dan itu sah-sah saja.
"Pertanyaanya, apakah kemesraan Nasdem-Anis ini akan sampai pada pemilu 2024? Itu semua akan diuji oleh waktu. Biar waktu yang bicara, apakah cinta yang tertaut itu murni dan berlangsung lama atau sementara saja," tutupnya.
BERITA TERKAIT: