Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, tidak mengetahui secara detil peristiwa yang sebenarnya saat kejadian tragis itu terjadi. Sehingga, dia tidak dapat memastikan film tersebut akurat atau tidak dengan fakta sebenarnya.
"Soal akurasi, saya pertama juga tidak mengetahui secara benar kejadian yang sebenarnya. Itu kejadian yang sebenarnya kita tahu dari sejarah dari tulisan-tulisan. Film juga kan durasinya enggak mungkin, kemudian untuk memuat semua kejadian. Kita anggap ya film itu sebagai mengingat sejarah kehidupan sekaligus hiburan," ujar Dasco kepada wartawan di Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen, Senayan, Kamis (24/9).
Namun, dia meminta agar masyarakat menganggap film tersebut sebagai hiburan semata, lantaran tidak adanya larangan maupun paksaan menonton film tersebut.
"Soal nonton G30S/PKI itu kan juga film tidak dilarang dan untuk momen-momen yang kita anggap khusus ya, karena itu sejarah ya, boleh saja masyarakat mau nonton boleh enggak juga boleh. Karena itu tidak ada larangan dan tidak ada keharusan," katanya.
Disunggung mengenai pernyataan Presidium KAMI, Gatot Nurmantyo perihal pencopotannya sebagai Panglima TNI dikarenakan ajakan untuk menonton G30S/PKI, Dasco enggan berkomentar lebih dalam.
"Kalau terkait isu ajakan menonton dan pemecatan saya pikir saya tidak mau komentar ya karena kita tidak mau berasumsi," tutupnya.
BERITA TERKAIT: