Publik juga dibuat bingung dengan adanya kasus yang tidak dimasukkan dalam data pemerintah. Hal tersebut juga memicu spekulasi bahwa pemerintah berusaha untuk menyembunyikan data.
Kendati begitu, dikatakan oleh Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS), Philip Vermonte, alih-alih menyembunyikan data, alasan yang paling memungkinkan adalah kurangnya kapasitas pemerintah untuk mengumpulkan data.
"Saya pikir persoalannya bukan karena pemerintah ingin menyembunyikan data, melainkan ada persoalan, masalah dalam pengumpulan data yang terjadi," ujar Philip dalam webinar bertajuk "Indonesia-Korea Cooperation in Dealing with Covid-19" pada Rabu (6/5).
Philip mengatakan, saat ini Indonesia masih belum memiliki pengaturan yang tepat mengenai
data collecting antar institusi, sehingga terjadi banyak persoalan.
"Kita masih belum punya kapasitas atau standarisasi bagaimana untuk mengumpulkan data di setiap institusi yang berbeda di waktu yang sulit ini," ujar Philip.
"Jadi persoalannya adalah kurangnya kapasitas, standarisasi dalam
data collecting," imbuhnya.
Saat ini, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia sendiri sudah mencapai 12.438, dengan 895 orang meninggal dunia dan 2.317 orang dinyatakan sudah sembuh.
BERITA TERKAIT: