Dalam sebuah jumpa pers, Teddy menyampaikan data konkret seperti penyerahan 12 helikopter untuk evakuasi, penyambungan jembatan darurat, serta pemulihan 80 persen layanan rumah sakit dan puskesmas di lokasi bencana.
Menurut Analis komunikasi politik Hendri Satrio penjelasan ini membantu mengurangi spekulasi publik terhadap peran pemerintah kali ini.
"Komunikasi yang jelas dan berbasis data seperti ini membantu mengarahkan persepsi publik serta membangun kepercayaan bahwa upaya pemulihan sedang berjalan terarah," katanya, Selasa, 30 Desember 2025.
Sosok yang akrab disapa Hensat itu menyebut pendekatan tersebut sebagai indikator pergeseran strategi komunikasi pemerintah, dari respons reaktif ke penyajian data terukur yang mengurangi celah informasi di media sosial.
"Ini blueprint komunikasi krisis yang bisa dipakai lagi untuk situasi apa pun ke depannya, dengan transparansi sebagai elemen kunci mengelola distrust publik," katanya.
Sebagai analis komunikasi, Hensat melihat perkembangan komunikasi ini merupakan sinyal positif bagi pemerintah dalam menghadapi tantangan krisis multidimensi seperti bencana di Sumatera.
"Peningkatan transparansi ini merupakan sinyal positif, tapi keberhasilannya akan diuji oleh konsistensi ke depan dan kemampuan pemerintah menjawab setiap celah informasi yang masih ada di lapangan," pungkas Hensat.
BERITA TERKAIT: