Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Gagas Tangsel Visioner, Azizah Berharap Idenya Mampu Jawab Tantangan Zaman 30 Tahun ke Depan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Senin, 10 Februari 2020, 20:49 WIB
Gagas Tangsel Visioner, Azizah Berharap Idenya Mampu Jawab Tantangan Zaman 30 Tahun ke Depan
Siti Nur Azizah bersama petinggi Gerindra/Istimewa
rmol news logo Sekitar 30 tahun mendatang, generasi saat ini yang baru memasuki bangku Sekolah Dasar (SD) akan hidup di zaman yang serba berbeda di masa depan. Untuk itu, para pemimpin saat ini termasuk kepala daerah harus mampu menjawab tantangan zaman, visioner, dan tidak berkutat pada angka-angka statistik.

Pendapat ini disampaikan Calon Walikota Tangerang Selatan, Siti Nur Azizah dalam menyoroti perihal sosok kepala daerah yang sesuai dengan aspirasi publik.

Kesimpulan tersebut disampaikan Azizah, merujuk pada pemikiran Yuval Noah Harari yang tiga bukunya populer di dunia internasional. Yuval meramalkan, puncak dari revolusi digital ini akan terjadi pada tahun 2050, dimana algoritma akan membuat banyak keahlian yang saat ini dimiliki manusia menjadi usang (kedaluwarsa).

"Itu 30 tahun lagi, bukan waktu yang panjang. Pada masa itu, banyak profesi akan kadaluwarsa, dan mungkin banyak ilmu dan profesi yang masa pakainya tidak lama dan kemudian orang harus di-training ulang untuk keahlian baru. 20 tahun lagi (2040) pasti sudah sangat terasa oleh kita semua,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Senin (10/2).

Ia menyimulasikan, 20 tahun itu artinya saat anak yang masuk SD hari ini dan 30 tahun adalah masa anak-anak yang lahir tahun ini. Artinya lagi, metode mendidik anak tidak bisa seperti cara mendidik anak selama ini. Sekolah harus berubah karena metode belajar sekarang sudah tidak relevan. Guru tidak bisa lagi mengajar seperti cara mengajar yang sudah kadaluwarsa.

"Saya bicara ini sekarang untuk menggugah kita, untuk mulai menyadari masalah krusial ini. Agar semua pihak yang berkompeten mulai melakukan tindakan-tindakan strategis yang relevan, mulai dari mengkaji lebih dalam untuk mengetahui masalahnya sampai merumuskan rekomendasi solusi," tegasnya.

Sementara, kata dia, dunia pendidikan saat ini masih berkutat pada hal-hal klasik, seperti angka partisipasi murni (APM) sekolah yang masih rendah, kekurangan infrastruktur sekolah, disamping masalah lainnya.

"Saya berpandangan ada hal mendasar yang sudah bisa kita lakukan atau perbaiki dari sekarang," katanya.

Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di era 2050 itu, lanjutnya, sudah mulai dirasakan saat ini, ketika pengguna ponsel pintar dijejali berbagai informasi yang tidak sepenuhnya dibutuhkan.

Algoritma akan selalu mengintai pengguna internet sampai suatu saat lebih tahu dari pada manusia itu sendiri. Mulai dari makanan yang disukai, tempat wisata favorit, sampai lagu yang pas untuk berbagai situasi.

"Itulah salah satu yang melatar belakangi visi kami menjadikan Kota Tangsel kota kelas dunia, yang akan lebih fokus pada pendidikan, termasuk menyediakan ruang berekspresi bagi anak-anak dan warga, menyediakan ruang interaksi antar warga, agar mereka berkomunikasi dan berkolaborasi untuk masa depan mereka," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA