Peta kekuatan keduanya pun cenderung berimbang. Mulfachri sebagai penantang petahana mendapat nilai lebih karena sudah mengantongi restu dari Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais.
Menanggapi kongres yang kian memanas, salah satu pendiri PAN Putra Jaya Husin berpesan kepada calon pemimpin partai.
Dia menganalogikan partai layaknya sebuah wahana, dalam hal ini kapal besar yang butuh nakhoda handal.
“Nakhoda dibutuhkan sesuai dengan kondisi wahana itu sendiri,†tuturnya kepada
Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Senin (27/1)
Jika kapal berlayar ke daerah Timur Tengah, maka dibutuhkan nakhoda yang siap tahan dengan suhu panas. Begitu juga kalau berlayar ke Eropa, butuh juru mudi yang handal di suasana dingin.
“Pertanyaan mendasarnya, ini PAN sebagai wahana mau dibawa ke mana?†ujar Putra Jaya.
Sementara nakhoda yang telah dipilih oleh penumpang juga harus amanah. Penumpang harus ditanya mau pergi ke arah mana. Setelah itu, menjadi tugas nakhoda untuk mengantar.
“Jangan sampai nakhoda terpilih suka-suka, nanti bisa muntah penumpangnya,†sambung Putra Jaya yang pada kepengurusan kali ini menyatakan diri nonaktif dari jabatan Sekretaris Dewan Kehormatan PAN.
Jika nakhoda suka-suka dan tidak manut pada permintaan penumpang, maka hanya ada dua opsi yang akan terjadi. Pertama, penumpang berbondong-bondong lompat ke wahana lain.
“Kedua, melempar nakhoda ke luar kapal dan mencari yang baru,†demikian petuah Putra Jaya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: