Ratusan massa yang tergabung dalam Paguyuban Peternak Rakyat Indonesia (PPRI) kompak mengenakan ikat kepala merah itu membagi ayam tepat di pintu masuk Kementan pada pagi tadi.
Ketua PPRI Alvino mengurai bahwa aksi dama ini bertujuan untuk menyuarakan jeritan para peternak agar harga ayam hidup dinaikkan. Tujuannya, untuk melindungi usaha peternak dan para karyawan.
Dia mengurai bahwa harga ayam kembali menyentuk titik terendah pada Agustus 2019. Satu ekor ayam hidup hanya dihargai Rp 8 ribu per kg.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Perhimpunan Peternakan Unggas Nusantara (PPUN) itu mengurai bahwa tanda-tanda harga ayam hidup jatuh sudah dirasa sejak Agustus 2018.
“Harganya selalu di bawah HPP peternak. Puncaknya terjadi di Juni 2019 dan kembali terjadi di Agustus 2019,†tegasnya.
Dalam aksi ini mereka menuntut agar harga Day Old Chick (DOC) atau anak ayam umur 1 hari dan harga pakan diturunkan.
“Jaga kestabilan harga ayam hidup di atas HPP peternak sesuai dengan harga referensi yang tercantum di dalam Permendag 96/2018,†ujarnya.
Selain itu, peternak juga meminta agar akurasi data supply DOC diperbaiki dan menuntut pengurangan DOC FS broiler 10 juta per pekan dengan pengawasan ketat dan diumumkan secara terbuka.
“Transparansi informasi data alokasi dan distribusi GPS, PS dan telur non HE yang mudah diakses semua pihak,†pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: