Ini Syarat Calon Menteri Yang Harus Dipertimbangkan Jokowi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Selasa, 22 Oktober 2019, 21:54 WIB
Ini Syarat Calon Menteri Yang Harus Dipertimbangkan Jokowi
Presiden Joko Widodo/Net
rmol news logo Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memanggil 34 tokoh profesional dan elit politik ke Istana Negara. Nantinya, tokoh tersebut akan menduduki kursi menteri di Kabinet Kerja II.

Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional Universitas Bhayangkara Jakarta Prof. Hermawan Sulistyo menyarankan kepada Jokowi agar hati-hati dalam mencari sosok menteri.

Menurutnya, Jokowi tidak akan sukses menjalankan amanah rakyat dalam membangun Indonesia jika hanya memilih menteri sebatas untuk mengakomodasi tekanan politik.

"Kalau hanya mengakomodasi tekanan politik enggak akan sukses tapi kalau dia berani buat terobosan ngambil orang-orang katakanlah tidak populer, tapi punya keberanian untuk memotong gurita korupsi,” ujar Hermawan kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (22/10).

Hermawan menambahkan, Jokowi butuh sosok pendobrak kebijakan. Bukan tanpa alasan, selama ini Indonesia dicengkram oleh oligarki kekuasaan yang targetnya hanya kekuasaan an sich dan economic benefit.

"Sehingga kalau lihat seperti itu, ya dia butuh orang-orang yang awalnya orang seperti itu. Misalnya Luhut, di kabinet itu orang banyak berharap, saya pribadi berharap mereka punya keberanian, punya ini itu. Tapi ujung-ujungnya melemah, tapi kalau kayak Wiranto udahlah dia dari jaman Soeharto udah jadi menteri, enggak pernah berhasil kok masih aja dipake gitu,” paparnya.

Pihaknya menyampaikan tiga syarat maupun kriteria ‘pembantu’ Jokowi. Syarat minimumnya itu pendidikan dalam bidang yang digeluti, kedua kalau tidak dalam bidang itu pendidikannya, profesinya dalam bidang itu.

“Kalau pendidikan tidak, profesi tidak, minimal syarat ketiga minat orang itu punya kapasitas intelektual, punya kapasitas managerial dan punya minat dalam bidang tertentu. Minat itu bisa dilihat dari mana dari tulisan atau dari omongan,” jelasnya.

Lebih lanjut Hermawan mengatakan, saat ini yang terjadi ada orang tidak berpendidikan dalam bidang tertentu, tidak berprofesi dalam bidang itu, dan tidak dikenal pernah menulis atau berbicara atau punya minat dalam bidang itu, kemudian ditawarkan menjadi menteri.

"Sehingga ketika wartawan nanya apa yang bapak lakukan, tunggu ya saya pelajari dulu, kalau belajar itu suruh kuliah lagi, jangan diangkat jadi menteri. Orang menteri kok buat belajar begitu,”ucapnya.

Menteri yang mempunyai kapasitas, kata Hermawan, akan mempunyai target di beberapa bulan sejak dia menjabat.

“Saya akan melakukan ini, ini, ini. Tiga bulan ini langkah saya, tolong kamu catat tiga bulan saya akan lakukan langkah ini sampai satu tahun. Ketika satu tahun tidak tercapai target, tolong diingatkan. Ingatkan saya di ruang publik. Jika tidak tercapai akan mundur. Itu baru menteri," tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA