Data yang tidak akurat misalnya, soal klaim tidak ada konflik agraria, klaim tidak ada kebakaran hutan, klaim pembangunan jalan desa 191 ribu Km, soal impor jagung, dan pernyataan lubang bekas tambang bisa dimanfaatkan untuk kolam ikan atau lokasi pariwisata.
Tokoh bangsa Dr. Rizal Ramli menyayangkan hal tersebut bisa terjadi. Dia bahkan menyebutkan data yang disajikan adalah data yang ngasal, ngawur dan manipulatif.
"Pada debat kedua, luar biasa banyaknya data yang ngasal, ngawur dan manipulatif," kata ekonom senior ini di akun Twitter, Selasa (19/2).
Lalu, RR biasa akrab disapa mengaitkan hal ini dengan pendukung Jokowi yang doyan menuduh orang yang di luar kelompoknya sebagai produsen hoax.
"Apa ini karma ya? Karena pendukung-pendukung Mas @jokowi doyan banget nuduh orang yang berbeda pendapat dan kritis dengan tuduhan "hoax-hoax!!". Lho sekarang yang jadi "raja hoax" siapa ya?" ungkapnya.
[rus]
BERITA TERKAIT: