Tema yang diambil yaitu "Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme". Mantan jurnalis SCTV, Ira Koesno, dan jurnalis senior TVRI, Imam Priyono, didapuk menjadi moderator debat capres-cawapres pertama.
Sementara tim panelis yang akan menyusun pertanyaan debat terdiri sejumlah pakar dan profesional, yaitu Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik, pakar hukum tata negara Bivitri Susanti, mantan Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan, dan guru besar hukum internasional Hikmahanto Juwana.
Debat dalam rangka pilpres yang ditayangkan di TV sudah ada sejak 2004 menjadi tradisi terpenting dalam proses pemilihan Presiden. Makin hari, debat capres selalu ditunggu publik untuk melihat penampilan capres dan cawapres andalannya, mereka akan mendengar gagasan, visi misi dan program capres dan cawapres selain menjadi sarana pendidikan politik buat rakyat cerminan kualitas demokrasi sekaligus sebagai ajang uji kemampuan komunikasi politik capres dihadapan para pemilihnya.
Petahana tentu diuntungkan dengan statusnya yang sedang memerintah, petahana dapat menyampaikan gagasan, visi dan misi sejalan dengan program yang telah dan sudah dilakukan selama 4 tahun lebih memerintah dengan ukuran-ukuran pencapaian yang faktual, petahana dapat memamerkan keberhasilan dan tentu menjanjikan akan meneruskan keberhasilan-keberhasilan itu.
Penantang walau tidak diuntungkan karena belum dan tidak ada prestasi pencapaian keberhasilan namun mereka punya celah menilai dan mengkritisi petahana pada program-programnya yang gagal tidak memenuhi target atau janji-janji kampanye yang tidak terpenuhi dan meleset. Sebagai oposisi justru memudahkan mengeluarkan jurus attacking dan menawarkan perubahan yang dijanjikan akan lebih baik dari petahana yang sekarang memimpin.
Debat capres kali ini akan sangat berdampak pada elektoral kedua kandidat capres, baik Jokowi maupun Prabowo, karena : 1. Hanya ada 2 kandidat, sehingga pro kontra akan sangat diametral berhadap-hadapan sehingga memudahkan publik menentukan pada gagasan mana dia akan memutuskan pilihan, 2. Makin Meluas dan makin banyaknya sarana komunikasi publik untuk mengakses debat capres apakah melalui TV, internet dan medsos, publik akan secara masif dan massal terpapar info-info terkait hasil debat, apakah itu yang memiliki tone positif maupun tone negatif yang dihasilkan dari debat demi debat, 3. Masih banyaknya publik yang belum menentukan untuk menjatuhkan pilihan politiknya pada salah satu kandidat (undecided voters), dan berharap pada debat inilah untuk membantu mereka mencari info sebanyak mungkin untuk menentukan pilihannya.
Publik akan melakukan konfigurasi dukungan setelah mendengarkan dan merenungkan hasil debat sehingga dapat mengubah konstelasi elektabilitas kedua capres , bagi publik rasional mereka akan memperhatikan gagasan para capres, bagi publik emosional akan memperhatikan gesture para capres, bagi publik yang pragmatis memperhatikan capres mana yang paling menguntungkan.
Apapun hasil dari debat capres itu, saya ucapkan selamat menyaksikan debat hebat para capres semoga kedua kandidat baik Jokowi Maruf dan Prabowo Sandi mengeluarkan gagasan dan penampilan terbaik sehingga memudahkan publik menjatuhkan pilihan bukan sekedar untuk memenangkan kandidat menjadi Presiden tapi membuat bangsa dan rakyat Indonesia lebih baik.
[***]
Penulis politikus muda Golkar.
BERITA TERKAIT: