Janji politik pasangan calon nomor urut dua ini mendapat sorotan tajam Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI).
"Kita kan betul-betul analisis (pernyataan gaji dan impor guru), karena kita khawatir kalau begitu (menaikkan gaji), tetapi melakukan impor guru," ujar Dewan Pengawas FSGI, Retno Listyarti di kantor LBH Jakarta, Minggu (25/11).
Retno mengingatkan, jangan sampai demi menaikkan popularitas kemudian menjanjikan angin segar tapi di balik itu membunuh guru dalam negeri.
"Mungkin ngomongnya asal aja ya yang penting
rame, mungkin begitu," cetusnya.
Menurutnya, justru wacana impor guru menunjukkan ketidakpedulian terhadap tenaga pengajar Indonesia. Sebab, lanjut dia, sebetulnya banyak guru yang memiliki kompetensi tetapi kurang diperhatikan.
"Bukannya guru yang ada
dipinterin, malah mau menggaji pihak lain dengan besar dan belum tentu mendongkrak kualitas pendidikan di Indonesia," kritiknya.
[wid]