Menurut Wiranto para pendahulu sudah membangun sistem bahwa kedaulatan di tangan rakyat dengan hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan perwakilan. Namun saat ini nuansa musyawarah untuk mufakat perlahan mulai luntur.
"Sekarang apa-apa, kita pakai voting dulu, budaya voting itu budaya barat, musyawarah enggak ada di barat," ujar Wiranto dalam penutupan Rakornas Persiapan Penyelenggaraan Pemilu Serentak Tahun 2019, di El Royal Hotel, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (22/11).
Wiranto menambahkan hilangnya musyawarah bukan hanya saat pengambilan keputusan saja. Budaya tersebut juga hilang saat masyarakat menghadapi masalah. Sekarang, kata Wiranto, jika ada perkara, ada kesalahpahaman langsung ke pengadilan. Padahal sebelumnya masyarakat lebih mengedepankan musyawarah.
Menurut Wiranto budaya mengedepankan jalur hukum ini merupakan warisan dari penjajah. Ia menginginkan budaya musyawarah untuk mufakat bisa kembali berkembang di masyarakat Indonesia.
"Musyawarah mufakat itu lebih enak, lebih soft. Nah sekarang ini sedikit-sedikit pengadilan, kalah banding, kalah kasasi, kalah lagi PK gitu kan? kalah lagi demo, kalah lagi nyantet hehe akhirnya budaya itu terjadi, dan gak pernah beres," ujar Wiranto.
[nes]
BERITA TERKAIT: