Dalam pidatonya, Jokowi sapaan akrab Kepala Negara mengapresiasi langkah-langkah perempuan yang sudah banyak berperan dalam pembangunan. Menurutnya, peran perempuan di sektor publik harus terus ditingkatkan.
"Contohnya, saat ini ada sembilan menteri perempuan dengan karakter yang berbeda-beda. Ada yang lembut, ada yang progresif ada yang teguh pendiriannya pantang mundur," kata dia sambil mencontohkan beberapa menteri, hal itu memancing gelak tawa peserta.
Jokowi juga menyatakan apresiasi dan optimisme atas acara Fatayat NU. Dengan bertemunya tokoh-tokoh muda perempuan dari berbagai negara, dia yakin bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Ditambahkan, sektor pemberdayaan ekonomi perempuan adalah hal yang penting. Gerakan yang sudah dimulai salah satunya dari pesantren.
"Memang ada sebanyak 28 ribu pesantren di Indonesia dan yang tersentuh program ini masih sekitar 3 ribuan saja, tapi kita harus terus bergerak supaya merata," tutur Jokowi.
Semetara itu, Ketua Umum Fatayat NU, Anggia menyatakan, acara yang digelar selama lima hari ke depan bertujuan untuk membentuk poros perempuan global.
"Poros ini tidak sekedar poros tetapi menjadi media perempuan untuk bersuara tentang perdamaian," sebut Anggia dalam keterangan terulis yang diterima redaksi sesaat lalu.
Sebanyak 150 peserta yang mengikuti IYMWF 2018 dari berbagai negara. Yaitu, Australia, US, Jerman, Turki, Bangladesh, Filipina, Malaysia, Afghanistan, Somalia, Hongkong, Taiwan, Maroko dan India termasuk tuan rumah Indonesia.
[rus]
BERITA TERKAIT: