Satria Tidak Akan Biarkan Rakyat Dibohongi, Saatnya Pilih Prabowo-Sandi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Senin, 15 Oktober 2018, 12:12 WIB
Satria Tidak Akan Biarkan Rakyat Dibohongi, Saatnya Pilih Prabowo-Sandi
rmol news logo . Satuan Indonesia Raya (Satria) yang merupakan organisasi sayap Partai Gerindra terus memperkuat konsolidasi di daerah-daerah. Setelah sukses menggelar konsolidasi di Jakarta, Manado, Yogyakarta, kali ini konsolidasi digeber di Kota Mataram.

Acara bertajuk deklarasi dukungan kepada Prabowo-Sandi dan pelantikan Pengurus Daerah Satria Nusa Tenggara Barat (NTB) serta pelantikan 10 Pengurus Cabang se-NTB digelar di Ballroom Hotel Santika, Mataram, NTB (Minggu, 15/10). Acara dihadiri 1.000 kader Satria.

Ketua Satria NTB, Husain Hisyam dalam sambutannya menyatakan, saat ini negara Indonesia sedang sakit yang akut. Ketidakberpihakan penguasa terhadap rakyat sudah sangat nyata.

Republik ini butuh energi baru. Satria NTB siap menjadi garda terdepan menjalankan tugas pokok Satria mewujudkan bangsa Indonesia yang adil dan makmur. Satria NTB siap mengawal Prabowo-Sandi menjadi Presiden dan Wakil Presiden.

Ketua DPD Partai Gerindra NTB, Ridwan Hidayat dalam sambutannya setuju pernyataan Ketua Satria NTB bahwa saat ini negara Indonesia memang sedang sakit, dan dokter yang mampu mengobatinya adalah Prabowo. Ini sesuai dengan pernyataan Gus Dur bahwa Prabowo lah yang ikhlas memimpin Indonesia.

"Hanya Prabowo-Sandi lah yang layak memimpin Indonesia," ujar Ridwan Hidayat.

Sementara itu, Ketua Umum PP Satria, Moh. Nizar Zahro mengungkapkan keprihatinannya bahwa kompetisi politik yang sejatinya dapat dilaksanakan secara demokratis telah dinodai cara-cara yang tidak terpuji.

Misalnya, calon wakil presiden yang diusung oleh Partai Gerindra, Sandiaga Uno selalu dikejar-kejar oleh Bawaslu, sementara capres dan cawapres sebelah tidak mengalami hal serupa.

Meskipun mengalami tindakan-tindakan yang tidak adil, Partai Gerindra patut bersyukur. Tindakan KPU menambahkan angka nol di depan nomor urut capres dan cawapres membuktikkan bahwa kubu sebelah sudah panik sehingga menempuh segala cara agar terhindar dari kekalahan.

"Karena baru pertama kali dalam sejarah ada penambahan angka nol di depan nomor urut capres dan cawapres," sebut Nizar Zahro.

Jelas anggota DPR RI itu, masyarakat Indonesia butuh perubahan. InsyaAllah pada 17 April 2019 akan terjadi turbulensi politik, rakyat akan menentukan sikap dan memilih Prabowo menjadi Presiden Indonesia.

Rakyat sudah sadar bahwa selama ini dibohongi. Misalnya, soal janji yang akan memberikan bantuan Rp. 15 juta dan Rp. 50 juta kepada korban gempa Lombok, NTB, nyatanya sampai sekarang tidak dipenuhi.

"Sesumbar bahwa dalam pertemuan IMF-World Bank di Bali, peserta membayar sendiri hotel dan makannya, nyatanya APBN telah mengalokasikan Rp. 750 miliar untuk perhelatan," ujar Nizar Zahro.

"Dengan terlalu seringnya kebohongan-kebohongan, akankah didiamkan saja? Saatnya Satria bergerak merebut kemenangan untuk Pak Prabowo dan Partai Gerindra," tambahnya.

Acara ditutup dengan deklarasi yang dilakukan oleh seluruh pengurus Satria se-NTB dengan berkomitmen memenangkan Prabowo-Sandi, memasyarakatkan gerakan #2019PrabowoSandi, serta siap mengawal Pemilu secara adil, jujur dan damai. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA