Fenomena ini muncul sebagai sebuah konsekuensi dari kemajuan teknologi dan perkembangan gawai.
Begitu kata Direktur Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo dalam diskusi bertajuk “Milenial Anti Hoax: Awas! Bahaya Laten Hoax Terhadap Kesatuan Persatuan Bangsa Menjelang Pilpres 2019" di Gado-Gado Boplo, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (6/10).
“Semua negara kewalahan menghadapi hoax,†kata Karyono.
Menurutnya, yang memprihatinkan adalah
hoax dalam kontestasi pemilu. Sebab, akan ada kelompok-kelompok di sosial media terorganisir yang tugasnya menyebarkan dan menyesatkan publik dengan informasi bohong.
“Contoh kelompok Saracen. Beruntung sudah ditindak oleh Kepolisian,†ujarnya.
Bahkan, sambung Karyono, menjelang Pemilihan Umum 2019 ini hoax makin berkembang. Sementara Polri dan Kementrian Komunikasi dan Informasi belum mampu menekan bahkan sampai menghilangkannya.
Oleh sebabnya, diperlukan partisipasi publik melalui forum-forum diskusi tentang bagaimana konsekuensi bagi penyebar
hoax dan penanganannya.
“Dampak
hoax itu luar biasa, karena menimbulkan keresahan. Kemudian menimbulkan keretakan sosial. Oleh karenanya,
hoax harus dijadikan musuh bersama
common enemy,†demikian Karyono.
[ian]
BERITA TERKAIT: