Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tegakkan Jiwa Pancasila, Jangan Tegakkan Kemunafikan Nasional

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/teuku-gandawan-5'>TEUKU GANDAWAN</a>
OLEH: TEUKU GANDAWAN
  • Minggu, 01 Oktober 2017, 14:49 WIB
Tegakkan Jiwa Pancasila, Jangan Tegakkan Kemunafikan Nasional
Net
HARI ini 1 Oktober 2017, hari di mana kita mengingat ulang apa yang begitu menyayat hati rakyat negeri ini. 52 tahun lalu, PKI organisasi terkutuk dengan ideologi komunis terkutuknya, ingin mengusai negara ini dengan cara paksa dengan membantai sekian jenderal dan prajurit yang tegas dan lugas menolak isme komunisme mereka.

Gagasan komunis memang ditolak tegas oleh TNI dan semua umat beragama yang paham apa itu beragama. Tidak ada ruang bagi jiwa Pancasila untuk menerima ideologi baru, apalagi yang datang dari semangat anti ketuhanan. Pancasila dengan prinsip dasarnya bicara tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, jelas tidak bisa menerima prinsip bernegara apapun itu yang mengabaikan peran Tuhan sebagai jiwa kehidupan.

Bicara PKI dan komunismenya pada prinsipnya adalah bicara bahaya laten. Bicara tentang sesuatu yang bergerak mengendap dan samar. Sama seperti bicara sifat jahat dalam diri kita yang bisa muncul begitu saja ketika peluang dan kesempatan muncul di saat kontrol diri sedang berada di titik yang rendah.

Manusia beragama saja perlu rajin untuk terus mendekatkan diri kepada Penciptanya agar senantiasa berada di jalan yang lurus. Karena ketika kadar iman sedang sangat rendah dan muncul kesempatan untuk berbuat yang salah, maka akan sangat mudah bagi kita untuk tergelincir. Itu yang menjelaskan mengapa ada orang-orang yang kita kenal kuat beragama, tau-tau terdengar kabar terlibat korupsi atau penyalahgunaan jabatan atau terlibat skandal seksual.

Jadi kalau ada yang ngotot soal redup atau tidak redupnya PKI justru menggelikan, apalagi kalau itu dilontarkan orang sekelas Kapolri Tito Karnavian. Ini sama konyolnya kalau Kapolri bilang bahwa kriminalitas di Indonesia sudah selesai dan dilontarkan gara-gara saat tingkat kriminalitas sedang berada di titik terendah. Apakah ketika itu Kapolri sedang dalam posisi menjamin tidak akan ada lagi kriminalitas di masa datang? Logika normal tentu akan bilang tidak. Hal yang sama berlaku terhadap PKI/Komunisme, korupsi, narkoba dan sebagainya. Titik terendah tidak pernah bermakna sudah selesai dan tak perlu dipikirkan lagi.

Jadi diperlukan kecerdasan bersama untuk waspada atas semua kondisi negatif yang mungkin muncul kembali, termasuk dalam hal ini PKI/Komunisme. Apalagi saat ini sangat kasat mata orang-orang yang terus membela dan mencari pembenaran atas gerak gerik PKI/Komunis di Indonesia. Jadi kita juga perlu berhenti dari kemunafikan. Jangan berpura-pura tidak bermental koruptor padahal selalu mengambil yang bukan haknya. Jangan berpura-pura beriman sambil menghina pemuka agama lalu memberi perintah memberangus berbagai kegiatan agama. Jangan pura-pura anti PKI/Komunis tapi semua kegiatannya untuk bangkit malah didukung. Negara ini tak akan pernah maju kemanapun sepanjang kita terus menerus menjalankan kemunafikan.

Pancasila itu sakti karena orang-orang yang membelanya dengan tegas dan tulus. Mari tegakkan terus Jiwa Pancasila dijiwa kita agar NKRI tegak terus di bumi pertiwi ini. Tolak semua kemunafikan, tolak semua ideologi anti pancasila, tolak mental korupsi, tolak narkoba, tolak semua perilaku amoral, jaga terus kerukunan beragama, jaga terus saling hormat menghormati antar agama. Jagalah selalu Pancasila di bumi Indonesia dengan menegakkan Jiwa Pancasila sesungguhnya. Bukan sekedar omongan tanpa makna Saya Pancasila, tapi kelakuan malah anti pancasila. [***]  

Penulis adalah alumni ITB, pemerhati politik nasional

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA