Ritual Setiap September

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/zeng-wei-jian-5'>ZENG WEI JIAN</a>
OLEH: ZENG WEI JIAN
  • Senin, 11 September 2017, 22:02 WIB
<i>Ritual Setiap September</i>
Zeng Wei Jian/Net
JELANG G30S-PKI, di bulan September, setiap tahunnya, ada semacam ritual. Rutin. Mereka bikin seminar. Teatrikal. Orasi. Sok "ungkap kebenaran". Salahkan Pak Harto, TNI, terutama Angkatan Darat.

Mereka bilang PKI nggak salah. Pak Harto dalang G30S. Serem. Mereka bikin stigma: Sejarah dibikin jenderal yang menang. Narasi baru hendak diciptakan. Sejarah versi mereka. Pak Harto dan TNI divonis salah.

Dari sekian banyak rasionalisasi, andai-andai, pelintiran, bahkan fitnah terhadap Jenderal Suharto dan ABRI, ada banyak loophole kecil dan kebocoran dari klaim PKI innocent.

Misalnya, mengapa pasca pasukannya ditekuk Jenderal Suharto di Lubang Buaya, DN Aidit kabur ke Jawa Tengah.

Bukannya jelas, Pasukan Pasopati, Bima Sakti, Gatot Kaca adalah penculik dan pembunuh 6 jenderal. Mereka bukan pasukannya Pak Harto. Tapi satuan dari Batalyon Cakrabirawa pimpinan Letkol Untung. Menurut Pak Harto, Letkol Untung sudah dikader Alimin (tokoh PKI) sejak 1945.

Demi membunuh karakter, mereka tuding Pak Harto ambisius, kudeta merangkak, melawan Presiden Sukarno dan sebagainya. Macem-macem, intinya Pak Harto jahat.

Faktanya Pak Harto rendah hati. Selalu ngaku anak petani. Ngga ambisi jadi presiden. Buktinya dia hanya mau terima posisi "Pejabat Presiden". Baru ditetapkan sebagai presiden setelah melalui proses berbelit dan MPRS bulat. Sebabnya, karena Pak Harto menolak. Merasa nggak mempersiapkan diri sebagai presiden.

Nggak masuk logika dan akal saya, bila Pak Harto dikatakan melakukan crawling coup d'etat.

Lah wong, yang melakukan kudeta itu Letkol Untung kok. Dari pukul 7 pagi, tanggal 1 Oktober 65, Letkol Untung sudah menyiarkan adanya Gerakan 30 September via RRI. Jam 1 siangnya, dia mengeluarkan dekrit Dewan Revolusi dan menyatakan Kabinet Dwikora demisioner. Dia juga melikuidasi pangkat militer di atas Letnan Kolonel.

Kudeta komunis ini ditumpas Pak Harto. Patah. Buyar. Bonyok. DN Aidit dieksekusi di Sumur Tua. NKRI tidak jadi negara komunis. Tapi kok 50 tahun kemudian, Pak Harto dan TNI dituding sebagai pihak yang jahat. [***]

Penulis adalah aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak)

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA