Demikian kicauan Presiden Jokowi dalam akun
Twiter miliknya kemarin.
Dua setengah tahun lebih pemerintahan Jokowi berlangsung. Pemerintah begitu giat melaksanakan berbagai mega proyek atas nama pembangunan khususnya di Ibukota Jakarta.
Itulah mengapa suasana di Ibukota Jakarta dalam beberapa waktu terakhir cukup berantakan. Jalan jalan rusak, material bangunan menumpuk di pinggir jalan, pengalihan arus lalu lintas tak terduga, yang kesemuanya membuat pemandangan Kota Jakarta tidak lagi indah.
Kondisi DKI Jakarta sekarang memang kurang menarik untuk dipandang, kurang indah, apalagi untuk dipertontonkan kepada negara negara di kawasan asia. Kita kurang bisa berbangga jika melihat perbandingnanya dengan Ibukota negara lain. Seorang kawan saya dari Vietnam bulan lalu setelah berkunjung ke Jakarta, dalam akun facebooknya mengatakan
"i am done with Jakarta, no more no more..." komentarnya setelah tiba di Vietnam.
Upaya pemerintah membangun Jakarta memang terkesan buru-buru, tanpa tata konsep, tanpa rencana tata ruang yang memadai. Akibatnya, proses dan hasilnya mengalami masalah dengan terkait estetika ibukota sebagai etalase Indonesia.
Pembangunan ini mirip pembangunan rumah rumah dalam komplek pemukiman. Tetangga yang satu bangun rumah, tetangga yang lain orang kaya baru merubuhkan rumahnya yang dibangun pengembang, akibatnya satu lingkungan tidak bisa istirahat karena suara berisik, hingga ada yang terpaksa pindah rumah.
Belum lagi bahwa yang sedang membangun ini orang asing, menggunakan barang impor dan kita harus menanggung utang untuk membiayainya. Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) adalah utang dari Jepang, pembangunan Monorel utang dari China, pembangunan Light Rail Transit (LRT) utang dari luar negeri hasil jual surat utang.
Semoga Presiden Jokowi segera bisa menuntaskan pembangunan MRT, LRT, Monorel Jakarta untuk menyongsong Asian Games, sebuah perhelatan akbar dalam benua dengan populasi paling besar di dunia. Selesainya berbagai mega proyek tersebut akan memperlihatkan Indonesia sebagai negeri yang megah dengan berbagai infrastruktur yang mewah.
Selepas itu bangsa Indonesia, khususnya rakyat Jakarta bisa memfokuskan diri untuk melunasi utang dan membayar kewajiban kepada pemegang saham infrastruktur mega ini selama 30 hingga 40 tahun ke depan. Memang cukup lama kewajiban dan utang itu akan kita bayar, tapi kita senang punya MRT, Monorel, dan LRT yang kita sajikan untuk Asia dan dunia.
[***]
Penulis adalah peneliti dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Jakarta
BERITA TERKAIT: