Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah Data mengatakan, angka partisipasi masyarakat yang datang ke tempat pemungutan suara (TPS) cenderung turun, bahkan jumlahnya tidak sama dengan yang datang sebelumnya. Menurutnya, hal itu tidak hanya terjadi pada pemilihan kepala daerah tapi juga pada pemilu legislatif maupun pemilihan presiden.
"Iya kebanyakan dari tahun ke tahun juga begitu. Termasuk pileg, pilpres memang partisipasi cenderung turun," ujarnya di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta (Rabu, 22/2).
Ferry menjelaskan, terdapat beberapa faktor yang berkontribusi pada menurunnya angka partisipasi pemilih. Seperti pemilih enggan datang kembali ke TPS, kurangnya informasi terkait pelaksanaan PSU atau bisa juga karena waktu yang kurang pas.
Dia mengatakan, tidak banyak hal yang bisa dilakukan KPU untuk mengatasi fenomena tersebut. Selain mengimbau masyarakat untuk kembali memberikan hak suaranya saat PSU.
"Kalau kami harapannya diusahakan jangan ada PSU," kata Ferry.
Berdasarkan data KPU, pada lima daerah yang sudah menyelenggarakan PSU sebagian besar mengalami penurunan partisipasi pemilih. Di DKI Jakarta TPS 29 Kalibata sebelum PSU ada 456 pemilih dan setelah PSU sebanyak 412 pemilih, sedangkan di TPS 01 Utan Panjang (sebelum PSU 442 pemilih, setelah PSU 257). Kemudian di Buton Tengah TPS 2 Desa Inulu (sebelum PSU 114, setelah PSU 109), Kabupaten Kepulauan Sangihe (sebelum PSU 323, setelah PSU 257).
Sementara di Provinsi Banten, dari 15 TPS di Kecamatan Teluk Naga yang menyelenggarakan PSU hanya dua TPS yang mengalami penurunan jumlah pemilih yakni TPS 8 (sebelum PSU 290, setelah PSU 287) dan TPS 11 (sebelum PSU 252, setelah PSU 251).
[wah]
BERITA TERKAIT: