Presiden Joko Widodo dikabarkan semakin enggan mengangkat Pati Polri yang bernama beken BG itu untuk Trunojoyo-1 setelah menimbang potensi konflik di lingkungan dekatnya.
Hak prerogatif presiden dipastikan tidak mampu digoyang oleh PDI Perjuangan dan beberapa fraksi lain di DPR RI. Pengaruh sosok Megawati Soekarnoputri terhadap Jokowi lagi-lagi teredam, kali ini datang dari orang-orang Istana yang tiap saat beroperasi di sekeliling Jokowi.
Banyak yang menyepakati pandangan pengamat kepolisian, Hermawan Sulistyo. Peneliti yang biasa disapa Kiki itu menyebut ada lima pembantu presiden yang dipastikan mundur bila BG jadi Kapolri.
"Jika memilih BG apakah staf presiden ini mau kerja sama? Saya kok pesimis," kata Hermawan.
Jurubicara kepresidenan, Johan Budi, masuk dalam salah satu terduganya. Dia adalah jurubicara KPK ketika awal Februari 2015 silam perseteruan KPK dengan Polri merebak. Kala itu KPK menetapkan status tersangka atas Komjen BG sesaat setelah Jokowi mengajukan nama BG sebagai calon tunggal Kapolri ke DPR. Benarkah Johan Budi mengancam mundur?
"Analisa itu tidak benar dan tidak ada dasarnya sama sekali," ujar Johan Budi.
Namun, ada pandangan lain menyebut tokoh Istana yang sangat mampu membujuk Jokowi untuk tidak mengangkat BG adalah Kepala Staf Presiden, Teten Masduki.
Meski Teten pernah diusung PDIP menjadi calon wakil gubernur Jabar, namun latar belakangnya sebagai bekas pentolan Indonesia Corruption Watch dianggap lebih menonjol.
Jumat lalu, sempat ada hembusan isu yang cukup kuat menyebut Presiden akan memperpanjang masa dinas Jenderal Pol Badrodin Haiti sebagai anggota Polri. Namun sampai sekarang, isu belum terbukti. Kabarnya, Badrodin sendiri yang menyampaikan penolakannya untuk diperpanjang.
Siapa calon kuat Kapolri baru? Mungkin saja Jokowi mengambilnya dari para nominator yang diusulkan Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) atau Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).
Yang pasti kemungkinan besarnya bukanlah Komjen BG. Apalagi, di tengah desakan Teten CS.
[ald]
BERITA TERKAIT: