Ahok mendapat 46 persen sampai 56 persen. Sementara di nomor 2 ada nama Yusril Ihza Mahendra. Kandidat pesaing Ahok itu memperoleh elektabilitas 9 persen sampai 19 persen. Perentase itu didapat dari top of mind sampai simulasi empat nama.
"Jika simulasi head to head dengan Ahok, Yusril mendapat angka 26,5 persen, sementara Ahok memperoleh angka 60 persen," ujar Managing Director Cyrus Network, Eko David Afianto, di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Jumat (13/5).
Sementara, pengamat politik Ray Rangkuti mengakui Yusril punya elektabilitas tinggi dibanding para pesaing Ahok lainnya. Namun demikian, Ray ragu Yusril mendapat "perahu politik".
"Saya ragu Yusril dapat perahu meski elektabilitasnya tinggi," katanya.
Ray mengatakan, ada dua partai politik yang kuat di DKI yakni PDIP dan Partai Gerindra. Kedua partai itu kecil kemungkinan memberi dukungan kepada Yusril.
"PDIP tidak mungkin dukung Yusril, rugi. PDIP dapat apa dari Yusril? Dari segi marwah dan kapital, PDIP tidak dapat apa-apa," ucap Ray.
Kemungkinan PDIP mau mendukung Yusril hanya untuk posisi Calon Wakil Gubernur. Permasalahannya, Yusril sudah jauh-jauh hari menolak menjadi Cawagub.
"Kalau Gerindra dukung Yusril, saya juga ragu. Jauh-jauh hari sudah penjaringan nama," ungkap Ray.
[ald]
BERITA TERKAIT: