Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Prodem, Satyo "Komeng" Purwanto, menanggapi kian kuatnya spekulasi bahwa waktu reshuffle Kabinet Kerja tidak akan lama lagi.
"Perubahan itu hampir selalu dimulai dengan gerakan sosial yang dipicu oleh perasaan tidak nyaman di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Biasanya kaum aktivis gerakan akan ambil inisiatif. Saat ini kekuatan pendukung Presiden mulai bergeser dari peta induknya dikarenakan kondisi subjektif presiden sendiri dan kondisi eksternal dalam konteks sosial ekonomi dunia serta rapuhnya kabinet," ujar Komeng kepada wartawan (Selasa, 30/6).
Menurut Komeng, perubahan politik di Indonesia dan di mana pun di dunia selalu bermula dari jalanan alias kaum aktivis gerakan. Setelah itu kelompok elite parpol akan melakukan re-aliansi menghadapi kekacauan sosial politik. Terlebih saat ini, kekecewaan gerakan buruh, mahasiswa dan tani nelayan kepada pemerintah sudah hampir memuncak.
Komeng melanjutkan, presiden harus mengambil inisiatif mengganti dan memilih orang dengan kualifikasi
high profile dan
high skills, atau dengan kata lain presiden harus memilih menteri dari kalangan aktivis profesional dalam bidangnya, pendukung Jokowi yang memiliki jaringan luas di gerakan
civil society yang berbasis massa, termasuk jaringan gerakan mahasiswa.
"Reshuffle kabinet saat ini menjadi sangat krusial dikarenakan jika salah lagi dalam memilih orang maka sasaran berikutnya ke Jokowi langsung. Perlu diingat, potensi
power game dengan indikasi jaringan Jusuf Kalla sudah mulai meng-
exercise kejatuhan Jokowi. Waspadalah," pungkasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: