Penyebab pertama, publik melihat Joko Widodo lebih banyak mengandalkan contekan dalam debat perdana yang digelar KPU di Balai Sarbini tersebut. "Hal itu tidak disukai oleh publik,†kata Direktur Eksekutif Puskaptis Husein Yazid, Selasa (10/6).
Penyebab kedua penampilan pendampingnya, Jusuf Kalla jauh lebih mendominasi dibanding Jokowi. Itu memperlihatkan kepada publik pamor Jokowi terendam dengan penampilan JK yang lebih lugas. Dominasi JK tersebut menjadikan Jokowi yang seharusnya lebih moncer menjadi terendam.
Faktor ketiga adalah penampilan Jokowi yang saat debat mengenakan jas. Mengingat di acara sebelumnya Jokowi mengenakan kemeja kotak-kotak. “Perubahan ini menunjukan Jokowi kehilangan rasa percaya diri,†tutur Husein.
Dia mengatakan, publik mempertanyakan sikap Jokowi yang tidak konsisten dengan penampilan seperti biasanya. Malah meninggalkan ciri khasnya baju kotak-kotak.
Karena itu dia menjelaskan, debat mempengaruhi keterpilihan dan debat kemarin meningkatkan elektabilitas Prabowo-Hatta. Banyak swing voters memutuskan untuk memilih pasangan yang diusung Gerindra, PAN, PPP, PKS, Golkar dan PBB tersebut.
“Hasil perhitungan survei sementara ini menunjukkan ada peralihan cukup besar dari
swing voters ke Prabowo-Hatta,†kata Yazid seraya menolak untuk memberikan berapa besar data yang dimaksud, karena proses perhitungan survei tersebut belum sepenuhnya selesai.
Namun yang jelas, Husein mengatakan dalam debat, publik sangat memperhatikan bagaimana kualitas calon pemimpinya kelak. Tidak hanya isi gagasan dalam debat saja, faktor-faktor kecil juga harus diperhatikan karena kini publik lebih kritis.
[zul]
BERITA TERKAIT: