Meski sosok yang sering dimunculkan dalam berbagai survei adalah dari kalangan muda, tetapi sejumlah pengamat menilai pengaruh politik aliran masih layak diperhitungkan dan menjadi salah satu faktor penentu di bursa capres dan cawapres.
"Saya kira dari sejumlah figur di kalangan Islam, jika mengacu pada politik aliran, NU memiliki kans besar untuk memunculkan tokohnya," tutur pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ahmad Bakir Ihsan, lewat pesan tertulis, Sabtu (20/7).
Menurut Bakir, Muhaimin Iskandar (Ketua Umum PKB) adalah salah tokoh muda yang dimiliki NU. Ia pantas diangkat sebagai kandidat yang layak diperhitungkan. Muhaimin juga punya pengalaman organisasi yang cukup panjang. Yang lebih menguntungkan Muhaimin adalah dia tokoh muda yang lahir dari reformasi.
Namun, lanjut Bakir, saat ini persoalannya adalah bagaimana marketing politik dari PKB sebagai kendaraan politik Muhaimin. Mampukah PKB mengenalkan Muhaimin sebagai figur atau sosok yang akan bertarung sebagai capres mewakili kalangan Islam. Dia tambahkan, potensi suara NU untuk Muhaimin sendiri cukup bisa diandalkan. Dibandingkan dengan PPP, PKB lebih dekat secara struktural dengan NU.
Lebih jauh, Bakir menilai peluang Muhaimin akan lebih besar bila ia disandingkan dengan sosok yang mewakili golongan lain dalam politik aliran di Indonesia. Ia menyebut sosok Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Kader PDI Perjuangan).
"Akan lebih besar peluangnya. Soalnya, Jokowi yang boleh kita katakan mewakili sebagai kalangan sekuler, tentu juga butuh pendamping dari kalangan Islam. Tinggal bagaimana marketing politik Muhaimin berjalan," tutup Bakir.
Pengamat politik LIPI, Siti Zuhro, pernah mengatakan bahwa duet Jokowi-Muhaimin sendiri bisa menjadi kuda hitam dalam bursa pilpres 2014. Jokowi akan menjadi penentu mengingat sosoknya sangat disukai masyarakat. Dipasangkan dengan siapapun, elektabilitas Jokowi tidak akan terpengaruh alias tetap tinggi.
[ald]
BERITA TERKAIT: