Dalam pernyataan pers yang dikirimkan Kedutaan Besar Australia disebutkan bahwa kedua pemimpin sepakat solusi regional harus melibatkan negara-negara asal, transit dan tujuan yang meliputi unsur-unsur pencegahan, deteksi dini dan perlindungan, untuk memerangi perdagangan orang dan penyelundupan manusia dan kejahatan lintas negara lainnya yang terkait.
Mereka menekankan pentingnya menghindari tindakan sepihak yang mungkin membahayakan. Perdana Menteri Australia menyambut baik inisiatif Indonesia untuk mengundang negara asal, transit, dan tujuan ke dalam sebuah konferensi untuk mengeksplorasi operasional dan kebijakan, termasuk pendekatan dan upaya meningkatkan keamanan perbatasan dalam menangani isu tersebut.
Presiden SBY, dikutip dari
presidenri.go.id, menegaskan bahwa Indonesia dan Australia memiliki pandangan yang sama terhadap persoalan penyelundupan manusia.
"Semua pihak harus bertanggung jawab dan melakukan tindakan konkret. Tidak adil jika hanya dibebankan pada Indonesia dan Australia," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam keterangan pers bersama Kevin Rudd, usai pertemuan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat siang (5/7).
Indonesia dan Australia sama-sama mengalami persoalan dengan banyaknya pengungsi dari negara lain untuk meminta suaka ke Australia. Untuk mencapai negara Kanguru tersebut, para "manusia perahu" melintasi dan sering singgah di Indonesia. Kedua negara akan bekerja sama mengadakan pertemuan mengundang beberapa negara asal manusia perahu dan negara singgahan para pencari suaka.
Indonesia sendiri, lanjut SBY, telah melakukan banyak hal untuk menangani kasus pengungsi dalam perahu ini, termasuk mencegah Indonesia dijadikan tempat pelintasan dari negara manapun untuk menuju Australia.
PM Kevin Rudd menghargai apa yang telah dilakukan Presiden SBY untuk menangani masalah pengungsi tersebut. Rudd juga sepakat persoalan ini harus ditangani bersama negara asal pencari suaka.
[ald]
BERITA TERKAIT: