Wamen Fajar Dorong Diplomasi Bahasa Indonesia di Panggung Global

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Minggu, 07 Desember 2025, 03:13 WIB
Wamen Fajar Dorong Diplomasi Bahasa Indonesia di Panggung Global
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq di Hedley Bull Lecture Theater 3, Australian National University (ANU), Canberra, Sabtu, 6 Desember 2025. (Foto: Humas Kemendikdasmen)
rmol news logo Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq menegaskan pentingnya diplomasi dan pembudayaan Bahasa Indonesia di kawasan regional dan panggung global seiring meningkatnya peran strategis Indonesia dan Australia di kawasan Indo-Pasifik. 

Hal tersebut disampaikannya dalam The First Australian Congress for Indonesian Language 2025 yang diselenggarakan di Hedley Bull Lecture Theater 3, Australian National University (ANU), Canberra, Sabtu, 6 Desember 2025.

Indonesia dan Australia, menurut Wamen Fajar, memiliki posisi penting tidak hanya dari sisi geopolitik dan pendidikan, tetapi juga dalam peta ekonomi masa depan kawasan Indo-Pasifik. 

“Kekayaan sumber daya pertambangan yang dimiliki kedua negara menempatkan Indonesia dan Australia sebagai bagian penting dari rantai pasok global mineral strategis yang menopang transisi energi terbarukan dan industri berkelanjutan,” ujar Wamen Fajar.

Dalam konteks tersebut,  menurut Wamen Fajar yang juga merupakan sala satu alumni Australia Indonesia Muslim Exchange (AIMEP) pada tahun 2005 tersebut, bahasa dan pendidikan menjadi fondasi utama bagi kemitraan jangka panjang.

“Saya hadir mewakili Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Bapak Abdul Mu’ti dalam acara Kongres Pertama Bahasa Indonesia ini untuk menegaskan komitmen pemerintah Indonesia dalam memperkuat peran Bahasa Indonesia di kawasan regional dan global melalui diplomasi pendidikan dan kebudayaan,” tegasnya.

Ia menambahkan, kehadirannya dalam kongres ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan pemerintah dalam menginternasionalkan Bahasa Indonesia secara terencana dan berkesinambungan. 

Hal tersebut memperkuat langkah strategis Mendikdasmen Abdul Mu’ti yang sebelumnya mencatat sejarah di Sidang Umum UNESCO ke-43 di Samarkand, Uzbekistan, 4 November 2025, dengan menyampaikan pidato menggunakan Bahasa Indonesia setelah bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa resmi ke -10 pada Sidang Umum UNESCO. Dilanjutkan dengan meresmikan program studi bahasa Indonesia untuk pertama kalinya di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir pada 6 November 2025.

Lebih lanjut, menurut Wamen Fajar, pidato Mendikdasmen Abdul Mu'ti di UNESCO tersebut menandai pengakuan dan kepercayaan internasional terhadap Bahasa Indonesia, sekaligus menegaskan peran Indonesia dalam memajukan pendidikan, sains, dan kebudayaan dunia. 

“Kehadiran kami di forum-forum internasional, termasuk di Australia hari ini, adalah kelanjutan dan penguatan diplomasi  melalui bahasa Indonesia di panggung global,” ungkapnya.

Kongres Bahasa Indonesia pertama di Australia ini dihadiri para pemangku kepentingan bahasa dari Indonesia dan Australia. Hadir memberikan sambutan, Dubes Australia untuk Indonesia, Rod Brazier (secara daring), turut hadir mendampingi Wamendikdasmen Fajar, Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia dan Vanuatu, Siswo Pramono, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Badan Bahasa Kemendikdasmen, Iwa Lukmana, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra, Yuli Rahmawati, serta Chair of Australian Indonesia Institute, Lydia Santoso.

Forum ini juga diisi dengan panel diskusi lintas negara yang menghadirkan George Quinn (Australian National University), Helvy Tiana Rosa (Penulis dan Akademisi Universitas Negeri Jakarta), Joel Backwell (Public Policy and Governance Adviser Australia-Indonesia), serta Mei Turnip, pengajar Bahasa Indonesia. 

Selain itu, diselenggarakan focus group discussion yang melibatkan perwakilan Balai Bahasa Indonesia, Balai Bahasa dan Budaya Indonesia, serta asosiasi guru Bahasa Indonesia dari berbagai negara bagian dan teritori Australia.

Terakhir, Wamen Fajar menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak, baik perwakilan Pemerintah Indonesia maupun Pemerintah Australia, dan seluruh pegiat Bahasa Indonesia yang telah terlibat aktif menyiapkan acara Kongres Bahasa Indonesia pertama kalinya di Australia. 

"Ini adalah sejarah dan momentum penting untuk terus memperkuat ekosistem pembudayaan  bahasa Indonesia di kawasan regional maupun global," tutupnya. rmol news logo article


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA