RR Ajak Aktivis Muda Lawan Kultur Politik Berbiaya Mahal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Kamis, 23 Mei 2013, 23:06 WIB
RR Ajak Aktivis Muda Lawan Kultur Politik Berbiaya Mahal
rmol news logo Kultur rekrutmen pemimpin dan pejabat negara yang mensyaratkan harus orang yang punya kapital besar dan kalangan celebritis mengundang keprihatinan tokoh nasional yang juga tokoh oposisi DR. Rizal Ramli.

"Saya kuatir nanti kita seperti negara Philipina, hanya orang kaya dan pesohor yang masuk politik dan berkuasa," ujar RR, demikian Rizal Ramli disapa.

Keprihatinan RR yang juga Ketua Aliansi Rakyat Untuk Perubahan (ARUP) disampaikannya saat menerima audiensi sejumlah tokoh muda Cilacap yang tergabung dalam GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah, di sela-sela acara Harlah ke-79 GP Ansor di Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (23/5).

Kenyataannya, kata Menko Perekonomian era Pemerintahan Abdurrahman Wahid ini, saat ini seseorang yang tidak punya uang pasti kalah dalam percaturan politik, termasuk dalam persaingan untuk bisa jadi anggota legislatif. Figur-figur yang punya kemampuan, termasuk anak-anak muda yang memiliki idealisme dan kemauan kuat membangun bangsa tidak bisa maju karena tidak punya uang dan tidak popular.

"Soekarno saja bisa kalah kalau sekarang jadi caleg. Karena dia tidak mampu cetak spanduk dan baliho," ungkap capres alternatif versi The President Center ini memperumpamakan.

Rizal Ramli menceritakan, sudah lama pihaknya memperjuangkan agar partai politik dibiayai APBN. Untuk kepentingan ini beberapa hari lalu dirinya bertemu dan menyampaikan langsung gagasan ini kepada Ketua MPR Taufiq Kiemas. Pembiayaan dimaksudkan untuk operasional termasuk kampanye partai.

"Ketimbang sekarang, partai dan politisi hanya sibuk cari uang dengan cara ilegal," kata Gus Romli, demikian santri Gus Dur ini disapa.

Di sisi lain, RR yakin kultur politik berdasarkan kekuatan uang dan popularitas akan hilang bila NU dan Muhammadiyah bersatu. Dua ormas Islam terbesar di Indonesia ini harus bergerak melawan terjadinya politik uang. Kalau Muhammadiyah dan NU bersatu, maka kekuatan apapun di Indonesia tidak ada lagi yang mengalahkan.

"Bisa tidak? Saya minta dari Cilacap memotorinya, agar Muhammadiyah dan NU bersatu dalam satu kekuatan, termasuk menentang adanya politik uang," tanya RR kepada aktivis Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor yang sejak awal mendengarkan paparannya.

Mendengar tantangan ini, para aktivis muda langsung melempar senyuman. Seorang aktivis bertanya, apakah pemuda Muhammadiyah dan NU bisa bersatu? RR jawab dengan yakin pasti bisa karena kekuatan Indonesia ini adalah di tangan anak muda.

"Lihat saja dulu, Soekarno ragu memerdekakan Indonesia tapi pemuda mendesaknya dengan cara menculiknya," tutur Rizal Ramli yang juga anggota tim Panel Ahli Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). [dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA