"Kemenangan pasangan Ganteng telah membantah ramalan hampir seluruh pengamat bahwa dengan peristiwa dugaan suap kasus impor daging sapi, suara PKS bakal rontok, terjun bebas dan habis," ujar Ketua Bidang Kebijakan Publik DPP PKS, Hidayat Nur Wahid, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (7/3).
Quick count yang dilakukan Lingkaran Survei Indoneisa (LSI) menyebutkan, pasangan Gatot-Teuku yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hanura, dan sejumlah partai lain itu unggul dengan perolehan suara 33,15 persen.
Sementara kandidat nomor urut 1 Gus Irawan Pasaribu-Soekirman memperoleh suara 19,85 persen, pasangan Effendi Simbolon-Djumiran Abdi 25,90 persen, pasangan nomor urut 3 Chairuman Harahap-Fadly Nurzal 8.70 persen, dan pasangan nomor urut 4 Amri Tambunan-Rustam Effendi (RE) Nainggolan memperoleh 12,41 persen.
Kemenangan pasangan Ganteng, kata Hidayat menambahkan, bukan hanya menunjukan PKS tidak habis, tetapi bahkan mampu melakukan konsolidasi maksimal dan kemudian mampu mendapatkan simpati publik di Sumut, dan sebelumnya di Pilkada Jabar. Ini juga menunjukkan bahwa rakyat tidak bodoh dan mudah dipengaruhi opini melalui media dalam kasus impor daging sapi.
"Ternyata sekali lagi itu hanyalah sebuah pepesan kosong. Sebuah analisis yang hanya benar di tingkat teori mereka saja, tetapi tidak dibenarkan oleh realita politik yang ada di lapangan," tandas Hidayat yang juga turut terjun langsung dalam kampanye Pilgub Sumut ini.
"Rakyat semakin mandiri dan mereka bisa memilah-milah masalah dan karenanya tetap mempercayakan hak pilih mereka untuk memenangkan kader yang diusung PKS," tuturnya.
[dem]
BERITA TERKAIT: