"Ada tiga parpol yang akan dia masuki. Gerindra, Hanura dan Golkar. Ke mana Hary Tanoe akan merapat dari tiga parpol itu, ya harus dikalkulasi Hary Tanoe sendiri," jelas analis politik, Umar S. Bakry, kepada
Rakyat Merdeka Online, Kamis (24/1).
Direktur Lembaga Survei Nasional itu menggambarkan HT bagai perempuan seksi rebutan para lelaki. Pengusaha sekaliber HT tidak memerlukan
track record bersih atau jam terbang politik yang besar untuk diterima parpol.
"Politik Indonesia itu kan politik instan untuk capai target tinggi. Tidak harus pengalaman panjang,
track record bersih. Lihat saja Anas Urbaningrum datang tiba-tiba di Demokrat dia meroket jadi Ketua Umum. Sementara, orang-orang lama paling jadi Wasekjen," ucapnya
HT harus punya pertimbangan matang untuk mencapai target politik, yang disebut-sebut adalah kursi nomor dua republik.
"Apalagi Hary Tanoe. Dia punya kekuatan sangat vital yang membuat parpol tidak ragu gelar karpet merah. Uang dan media ini kekuatan dia," lanjutnya.
Mengapa Golkar, Gerindra dan Hanura? Umar katakan, ketiganya adalah partai nasionalis. Sementara, partai nasionalis besar lain, PDI Perjuangan sudah tegas mengatakan tidak akan berusaha menggaet HT.
Sedangkan, partai lain seperti PKB, PPP, PKS dan PAN tidak terlalu cocok dengan latar belakang pribadi HT yang berasal dari etnis minoritas dan non-muslim.
Kalau HT ingin menjadi Cawapres, maka Hanura dan Gerindra tepat karena mereka punya calon presiden dari kalangan militer. Ini merujuk pada teori perpaduan sipil-milter yang masih laku sampai saat ini.
Kedua, dari segi etnis, HT berasal dari etnis minoritas. Dengan demikian, calon presidennya lebih baik dari kalangan etnis mayoritas atau Jawa. Dan ketiga, pada 2014 nanti HT masih berusia 50 tahun. Dia cocok untuk berpasangan dengan calon presiden dari kaum tua.
[ald]
BERITA TERKAIT: