Rofiq berada dalam satu meja bersama Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem, Hary Tanoesudibjo, dalam jumpa pers pengunduran diri dari Partai Nasdem, di Jakarta, beberapa saat lalu (Senin petang, 21/1).
Dia menyadari, parpol baru itu lahir dan berubah menjadi satu-satunya parpol yang begitu fenomenal berkat kerja sama DPP, kader di provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan.
"Kami punya kesamaan dan ini jadi
success story," jelasnya.
Menurutnya, Partai Nasdem dibangun dengan sistem, dan dengan sistem itu maka parpol akan sehat tak terpengaruh kekuatan manapun.
Ketika Nasdem dijalankan dengan baik sampai hari ini, maka muncul sebagai satu-satunya parpol baru dalam peserta pemilu.
"Pasti ada perbedaan pandangan dan dinamika. Tapi kami yakin dinamika dan potensi itu baik. Dan kalau tak dikelola baik maka parpol ini akan terus menerus bermasalah di dalam," jelasnya.
Dia dan rekan-rekannya yang memutuskan mundur dari Partai Nasdem, tidak ingin jadi bagian dari konflik itu.
"Maka kami mengalah. Sikap inilah yang kami ambil, kami keluar dari parpol dengan sebuah prinsip dan keyakinan," ucapnya.
"Kami pergi bukan karena figur tertentu, kami pergi karena tidak ada lagi kesesuaian hati di antara kami semua," tambah dia.
Sesungguhnya, lanjut dia, apapun harus dibangun dengan sistem.
"Namun, akhir-akhir ini kami tak dapatkan itu. Tak ada sesuatu yang sesuai mekanisme dengan baik," tegasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: