Demikian antara lain disampaikan pengamat terorisme dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Ciputat, Robby Sugara kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (18/11).
Robby menjelaskan, kelompok pertama yakni yang menyatakan setuju atas aksi teror bom Bali dan tetap mengaku sebagai Jamaah Islamiyah. Kelompok kedua tidak setuju dan memilih untuk bergabung dengan upaya pemerintah membongkar jaringan mereka.
“Pada kelompok kedua ini, di antara mereka ada yang menyatakan keluar dari JI dan ada yang mengatakan masih di JI,†beber Robby.
Sementara kelompok yang ketiga yaitu tidak setuju dengan aksi bom Bali tapi tidak ikut membantu aparat pemerintah, mereka, dikatakan Robby masih tetap menyatakan diri sebagai anggota Jamaah Islamiyah dan sebagian membuat kelompok organisasi baru yang muncul ke publik dan sebagian lain masih tetap di JI dan berusaha tetap membangkitkan JI.
“Nah ZN (Ahmad Zain An-Najah) dan teman-temannya yang ditangkap baru-baru ini adalah kelompok ketiga dari JI tersebut,†ungkap Robby.
Dari pengamatannya, kelompok ketiga JI ini diisi oleh orang-orang yang berpendidikan tinggi dan memiliki kemampuan pemahaman agama yang cukup mumpuni. Robby mengatakan, kelompok ini lebih memilih strategi dan taktiknya dengan memanfaatkan demokrasi atau menunggangi demokrasi untuk tujuan besar mereka yakni berdirinya daulah islamiyah atau khilafah islamiyah.
“Strategi ini mirip dengan kelompok ikhwanul muslimin atau hizbut tahrir,†ujarnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.