Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Enam PT Di Semarang-BNPT Teken MoU Cegah Paham Radikal Masuk Kampus

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 19 September 2018, 10:39 WIB
Enam PT Di Semarang-BNPT Teken MoU Cegah Paham Radikal Masuk Kampus
Foto: Humas BNPT
rmol news logo Enam Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta (PTN/PTS) di Semarang, Jawa Tengah, menandatangani perjanjian kerjasama/Memorandum of Understanding (MoU) dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT).
 
Enam PTN/PTS tersebut yaitu Perguruan Tinggi yaitu Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Semarang, Politeknik Negeri Semarang (Polines), Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang dan Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin).

Kepala BNPT Komjen. Pol. Suhardi Alius menjelaskan, penandatanganan MoU ini merupakan tindak lanjut dari pertemuannya dengan 300 rektor Perguruan Tinggi se- Jateng yang sebelumnya dilaksanakan pada bulan Agustus 2018 lalu.

"Saat itu saya jelaskan dinamikanya, disitulah mereka terinspirasi untuk mengadakan kerjasama dengan BNPT, Dan kami siap untuk itu dan kami berikan tim asisteni untuk mereka," ujar Suhardi Alius usai penandatangana MoU tersebut di Unnes Semarang, Selasa (18/9).

Lebih lanjut mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas RI ini menjelaskan, nantinya dari kerjasama tersebut akan ada produk-produk yang dihasilkan dalam upaya penanggulangan radikalisme dan terorisme di lingkungan kampus.

Menurutnya, bentuk kerjasama yang ditandatangani ini berisi terkait masalah pendidikan, pelatihan, pengkajian, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan pengembangan dalam rangka penanggulangan terorisme.
 
Lebih lanjut Kepala BNPT menekankan pentingnya mempersiapkan para mahasiswa baru dalam menghadapi tantangan zaman. Terlebih para mahasiswa baru ini nantinya akan menjadi tenaga pendidik bagi generasi bangsa di masa depan.

"Mahasiswa Unnes itu  ada kekhususan, sama dengan saya sebelumnya di UNP di Padang, juga UPI di Bandung. Adik-adik ini dipersiapkan bukan hanya sebagai ilmuan, tetapi sebagai pendidik. Oleh sebab itu anda ini punya kelebihan bagaimana mencari formula, bagaimana mentransfer ilmu dan daya tahan kepada nanti calon-calon muridnya nanti," ujar alumni Akpol tahun 1985 ini..

Dalam kuliah umumnya tersebut Suhardi juga mengingatkan para mahasiswa baru terhadap kemungkinan-kemungkinan akan didekatinya mereka oleh kelompok radikal dengan berbagai cara.

"Entry point-nya sekarang, ketika masuk mahasiswa baru harus hati-hati dalam memilih memilih mentor. Kalau ada yang aneh-aneh laporkan. Sasaran brain washing itu usia kalian ini, rasa ingin taunya tinggi, sementara emosional nya masih labil, belum stabil. Hati-hati kalau nanti diajak atau ditemani mencari kost-kostan, lalu diajak masuk perkumpulannya," ujar Kepala BNPT, mengingatkan.

Selain itu ia juga menekankan perlunya peningkatan nilai kebangsaan, karena mulai melemahnya dan tereduksinya nilai kebangsaan pada anak muda.

"Membahas masalah kebangsaan jangan pakai akal dan logika saja, tidak bisa. Tetapi pakai hati. Hati itu tidak bisa bohong, hati tahu mana yang salah, mana yang benar," ujarnya.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA