Deretan aksi itu membuktikan bahwa Densus 88 sangat maksimal dalam memberantas ancaman terorisme di Tanah Air.
"Densus 88 sudah sangat maksimal dalam penanganan kasus terorisme dengan bereaksi cepat sebelum mereka menyerang," ujar pengamat terorisme, Al Chaidar, saat diwawancara
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (14/3).
Namun, Al Chaidar mengungkapkan ada kelemahan dalam program deradikalisasi yang dilaksanakan Badan Nasional Penanggulangan Teror. Dia menyebut program deradikalisasi terlalu penuh retorika. Artinya, program ini hanya memiliki nilai-nilai yang terlalu idealis tanpa bisa diterima oleh masyarakat, khususnya para teroris yang tertangkap.
Al Chaidar juga mengkritik peran pemerintah yang selama ini terlalu berorientasi sekuler dan menjadikan "barat" sebagai kiblat politik, sehingga Indonesia ikut menjadi salah satu sasaran kelompok teroris.
"Sebagai negara yang memiliki penduduk muslim terbanyak, seharusnya pemerintah jangan terlalu sekuler supaya kelompok teroris ini tidak memiliki tempat di masyarakat," kata lulusan Ilmu Politik Universitas Indonesia ini.
[ald]
BERITA TERKAIT: