KSAD: Prajurit Harus Jago Perang

Kepada para Komandan Satuan mulai tingkat tertinggi (Dansat) sampai tingkat terendah (Danru), Jenderal Mulyono meminta agar selalu mengecek dan bertanggung jawab terhadap anggotanya.

"Prajurit harus menempatkan diri sebagai perekat kemajemukan dan menjaga persatuan Indonesia. Sebagai tentara nasional tidak boleh tersekat-sekat dalam kotak suku, agama dan golongan," kata dia dihadapan sekitar 4500 prajurit dan PNS se-Garnisun Jayapura di Lapangan Silas Papare Makodam XVII/Cenderawasih, Rabu (4/11).

Jenderal Mulyono mengatakan prajurit harus tetap satu sebagai tentara nasional yang bisa berdiri tegak di atas semua golongan, mengatasi kepentingan pribadi dan kelompok, mempersatukan ras, suku dan agama dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan.

"Dalam setiap tugas laksanakanlah dengan penuh rasa tanggung jawab dan jaga nama baik satuan serta selalu menjaga faktor keamanan , kewaspadaan, ketelitian dan ketepatan," imbuhnya.

Di sisi lain Jenderal Mulyono menegaskan prajurit harus disiplin, jago perang, jago tembak, jago beladiri dan mempunyai fisik yang prima.

Selain itu, dalam darah TNI juga mengalir  jati diri sebagi tentara pejuang. Sebagai tentara pejuang harus memiliki daya juang dan semangat pantang menyerah untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian.

"Dengan semangat juang, prajurit harus mampu menjaga kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bersama-sama rakyat terus menjaga ke-Bhinneka Tunggal Ika-an, karena  hanya dengan itu Indonesia bisa menjadi bangsa majemuk yang kuat dan solid," tukasnya.

KSAD Jenderal Mulyono melaksanakan kunjungan kerja ke Kodam XVII/Cenderawasih ditemani istri, Rosita Mulyono. Sebelum mengunjungi Makodam, Jenderal Mulyono terlebih dahulu berkunjung ke Yonif 756/WMS Wamena  didampingi Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian, Aslog Kasad, Asops Kasad, Aspers Kasad dan Koorspri Kasad.[dem]