BYD Auto do Brasil menerima pemberitahuan dari Kementerian Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan pada Senin 23 Desember 2024, bahwa perusahaan outsourced kontrak jasa konstruksi Jinjiang Construction Brazil Ltda telah melakukan penyimpangan serius.
Merespons kabar tersebut, BYD menegaskan bahwa mereka tidak menoleransi tindakan tidak hormat terhadap hukum dan martabat manusia di Brasil. BYD pun telah memutus kerja sama dengan kontraktor terkait dalam pembangunan pabrik tersebut.
Perusahaan pun memutuskan untuk segera mengakhiri kontrak dengan kontraktor tersebut untuk pelaksanaan sebagian pekerjaan di pabrik Camaçari. Pun langsung mempelajari tindakan lain yang sesuai.
Melalui keterangan resminya, BYD Auto do Brasil menegaskan kembali bahwa karyawan yang disubkontrakkan tidak akan dirugikan oleh keputusan ini dan memastikan semua hak mereka akan terus dilindungi.
Selain itu BYD memutuskan bahwa semua pekerja akan dipindahkan ke sejumlah hotel di wilayah sekitar proyek.
Dalam beberapa waktu terakhir, BYD Auto do Brasil telah meninjau kondisi kerja dan kehidupan semua karyawan dari perusahaan subkontrak yang bertanggung jawab pada proyek tersebut. Lalu melakukan komunikasi dengan perusahaan subkontrak tersebut pada beberapa kesempatan, bahkan membuat penyesuaian yang diperlukan.
"BYD Auto do Brasil menegaskan lagi komitmennya untuk mematuhi sepenuhnya undang-undang Brasil, khususnya terkait perlindungan hak pekerja, juga martabat manusia. Karena alasan ini, perusahaan telah bekerja sama dengan otoritas berwenang sejak awal dan telah memutuskan untuk mengakhiri kontrak dengan perusahaan konstruksi Jinjiang," ujar Wakil Presiden Senior BYD Brasil, Alexandre Baldy, dikutip Rabu, 25 Desember 2024.
"Perusahaan telah beroperasi di Brasil selama 10 tahun dan selalu mematuhi undang-undang setempat dengan ketat juga menjaga komitmennya terhadap etika, rasa hormat, dan martabat manusia," tegasnya.
Sebelumnya, otoritas Brasil menghentikan pembangunan pabrik mobil listrik BYD di negara tersebut. Pasalnya, ditemukan indikasi perbudakan pekerja dalam proyek tersebut.
Kantor Ketenagakerjaan Umum (MPT) Brasil menyatakan, ada 160-an pekerja yang diselamatkan di negara bagian Bahia, Brasil. Pekerja-pekerja yang berasal dari China itu ditempatkan di bangunan yang tidak layak. Bahkan, mereka tidak menerima bayaran dan paspor mereka ditahan.
"Kondisi yang ditemui di tempat penginapan tersebut menunjukkan gambaran yang mengkhawatirkan tentang ketidakamanan dan degradasi. Kondisinya seperti perbudakan," ujar keterangan MPT.
BERITA TERKAIT: