Usai dikukuhkan, Bahron, sapaan akrab Ketum PB PBI, langsung mendapat tugas dari Ketua Umum KONI, terutama pentingnya memasyarakatkan olahraga Boling ke berbagai lapisan dan komunitas.
Diingatkan juga, Boling Indonesia memiliki potensi prestasi, terbukti pada SEA Games Vietnam 2022, kontingen Indonesia mampu meraih 1 emas, 1 perak dan 1 perunggu.
“Boling center banyak yang tutup, itu yang harus dijawab. Maka, jadikan Boling sebagai olahraga yang dicintai keluarga dan masyarakat,” pinta Ketum KONI.
Sosialisasi, sambung Norman, juga terkait sarana prasarana serta sport industry dan sport tourism. "Saya lihat Boling center kian hari kian menipis, banyak yang tutup. Maka perlu kolaborasi dengan berbagai pihak melalui program pembinaan berkualitas, berjenjang dan berkesinambungan, dengan tujuan memasyarakatkan, menjaring dan menyaring bibit atlet berprestasi,” paparnya.
“Di bawah kepemimpinan Bapak Agus Muhammad Bahron, pembinaan harus menjadi prioritas, sehingga dalam keikutsertaan pada kompetisi internasional bisa membanggakan kita semua. Komunikasi antara PB PBI dengan KONI Pusat harus terus berjalan, kita jadikan Boling sebagai olahraga yang dicintai keluarga dan masyarakat,” harap Ketum KONI.
Menanggapi itu, Bahron berjanji memenuhi harapan Ketum KONI, termasuk menyempurnakan peraturan yang ada.
“Pada Munas 27 Januari kemarin ada 4 amanah yang harus kita jalani, antara lain Musornaslub, revisi AD/ART, karena harus disesuaikan apakah masih relevan atau tidak, revisi aturan pertandingan juga harus disesuaikan dengan yang baru, serta pembinaan atlet junior,” katanya.
Semua itu, kata Baron, harus ditopang kerja sama tim yang solid dan kuat.
“Terkait venue, kami coba bekerja sama dengan stakeholder, seperti Kemendagri dan Kemenpora, agar membantu meringankan, sembari melihat animo masyarakat,” katanya.
Menyoal Pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 di Aceh-Sumatera Utara, Boling akan digelar di Kota Medan. Multieven itu diharapkan menjadi momentum bagi kebangkitan Boling Tanah Air.
BERITA TERKAIT: