Empat gelar yang diborong tim yang dikomandoi langsung oleh Ketua Pengprov IMI (Ikatan Motor Indonesia) DKI Judiarto yakni kelas 150 cc, 125 cc, Beregu 150 cc dan Beregu 125 cc.
Turut menyaksikan langsung keberhasilan pebalap-pebalap Ibukota menyisihkan pebalap dari 30 Provinsi yakni Ketua KONI DKI Raja Sapta Ervian, Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi dan Ketua KONI Pusat Tono Suratman.
Keberhasilan DKI juga tak terlepas dari penampilan gemilang pebalap berusia 17 tahun AM Fadli. Ia merebut juara di kelas 125 cc dengan mengungguli 30 pebalap yang mewakili daerahnya masing-masing. Peringkat kedua ditempati Reza Danica (DI Yogyakarta) dan ketiga Gerry Salim (Jawa Timur).
Sejatinya, Fadli berasal dari Sulawesi Selatan. Namun DKI Jakarta lebih jeli melihat potensi Fadli sehingga kemudian merekrutnya untuk memperkuat tim Pra-PON ibukota itu.
Fadli tampil gemilang dengan berhasil menduduki pole position di babak penyisihan. Meski sempat bertukar posisi saat final dengan Gerry Salim maupun Reza, namun akhirnya bisa finish pertama pada perlombaan 15 putaran itu.
"Makanya nggak salah
dong kalau IMI DKI disebut sebagai 'the dream team'. Kemarin (Rabu 4/11) melalui Rapid Topan Sucipto, DKI juga menyabet juara satu di kelas 150 cc," sebut Ketua IMI DKI, A Judiarto dengan sumringah.
Menurut Dyan Dilato dari PP IMI, untuk dua kelas yang dilombakan di Pra-PON itu memang ada perbedaan. Di kelas 150 cc menggunakan motor Yamaha MX King dengan usia bebas. Sedang di kelas 125 cc memakai Honda Blade dengan pebalap usia maksimal 20 tahun.
Untuk kelas 125 cc meloloskan 31 pebalap dan kelas 150 cc meloloskan 26 pebalap. Tiga Pengprov yang tidak mengikuti Pra-PON yakni Bengkulu, Gorontalo dan NTT karena ada sesuatu hal.
Tahun depan, pelaksanaan PON untuk balap motor akan dilangsungkan di sirkuit Subang, Jawa Barat.
[wid]
BERITA TERKAIT: