Wisma Atlet Tidak Layak, Tim Jatim Pilih Ngontrak

Kabut Asap Ancam Kesehatan Atlet

Kamis, 06 September 2012, 09:14 WIB
Wisma Atlet Tidak Layak, Tim Jatim Pilih Ngontrak
ilustrasi

rmol news logo Buruknya persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII Riau yang akan dimulai 9 Sep­tem­ber mendatang, terus menuai kritikan.

Anggota Komisi X DPR  Dedi Gumelar mengatakan,  per­sia­pan even olahraga yang dige­lar empat tahun sekali ini belum mencapai 100 persen, salah satu­nya pembangunan wisma atlet PON.

“Dulu ketika SEA Games per­soalannya sama, nyaris gagal. Kita berpikir PON kali ini bisa le­bih siap, tapi ternyata lebih pa­rah. Sekarang wisma atlet pun belum siap,” ujar Dedi Gumelar yang sebelumnya dikenal seba­gai pelawak Mi’ing.

Bekas pelawak Bagito Grup ini mengatakan, proses pe­ng­adaan  yang sejatinya hanya dila­ku­kan penunjukan langsung ali­as tanpa tender merupakan bukti buruk­nya manajemen dan per­sia­pan pemerintah dalam hal ini Ke­men­t­rian Pemuda dan Olahraga.

“Tidak ada pilihan selain pe­nunjukkan langsung. Kita sudah tahu akan ada PON di sana dari ta­hun 2006. Tapi, ternyata kata­nya kondisinya mendesak. Se­benarnya tidak ada yang mende­sak,” ujar pria yang biasa disapa Miing.

Menurut Miing, proses penun­jukan langsung ini merupakan dampak dari korupsi yang dila­kukan para pejabat di daerah ter­sebut. “Otomatis mengganggu, ganti kepala proyek, segala ma­cam. Orang-orang juga takut,” kata Miing.

Dampak dari kondisi tersebut, kontingen Jawa Timur lebih me­milih untuk mengontrak rumah dan tinggal di Hotel, ketimbang harus menginap di Wisma Atlet selama PON XVIII Riau ber­lang­sung.

Menurut Humas KONI Jatim, Indro Sulistio, mereka sudah me­lihat kondisi wisma atlet. Kon­disinya, setiap kamar diisi untuk dua orang. Namun setiap kamar wisma atlet tidak tersedia kamar mandi di dalam.

“Kamar mandinya ada di luar kamar. Hitungannya untuk tiga kamar di wisma satu kamar man­di. Dari pada rebutan mandi, ka­mi lebih memilih tempat lain sa­ja,” kata Indro.

Bagi Indro, hal itu tidaklah ma­salah. Sebab, semuanya su­dah merupakan keputusan tim untuk memilih menginap di luar wisma atlet. “Kami sama sekali ti­dak keberatan atas putusan ini. Sebab, ini sudah menjadi kepu­tusan untuk memilih tempat yang lain,” katanya.

Sementara itu, ancaman kabut asap dari dampak kebakaran hu­tan di wilayah Sumatera yang me­nyelimuti Riau bisa mengan­cam kesehatan para atlet yang berlaga di PON.

“Kabut asap sangat memberi­kan dampak negatif bagi para atlet PON,” kata pakar lingku­ngan dan kesehatan dari Univer­sitas Riau, Tengku Ariful Amri di Pekanbaru, kemarin.

Ariful menjelaskan, dampak kabut asap itu yang paling ber­bahaya adalah bagi atlet yang akan bertanding di lapangan ter­buka. Walau bagaimana pun, lan­jutnya, ketika atlet sedang beraktivitas, mulai dari tekanan darah hingga tarikan nafas akan meningkat begitu luar biasa.

“Begitu juga bagi para atlet yang akan bertanding di arena tertutup atau dalam gedung. Na­mun untuk atlet yang berlaga di arena tertutup kan sudah ada pem­batasan udara yang masuk, ter­masuk kabut asap dalam rua­ngan,” katanya.

Lanjutnya, bagi atlet yang ber­tanding di arena terbuka, akan sangat berdampak luar biasa bagi fisik dan keseha­tan para atlet itu. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA